Indonesia Ekspor Pisang ke Tiongkok 17.793 Ton, Salah Satu Buah yang Menjadi Andalan Pemerintah untuk Tingkatkan Perdagangan Luar Negeri

- 18 Februari 2020, 21:44 WIB
Pisang menjadi andalan Ekspor RI ke luar negeri
Pisang menjadi andalan Ekspor RI ke luar negeri /Kementerian Koordinator Perekonomian

PIKIRAN RAKYAT - Sebagai pangsa pasar ekspor nonmigas terbesar Indonesia, Tiongkok yang kini ekonominya sedang terguncang sejak wilayahnya dilanda wabah Novel Coronavirus (Covid-19) secara tidak langsung mulai berdampak terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Koordinator Perekonomian oleh pikiranrakyat-bekasi.com pemerintah pun menyiapkan berbagai strategi untuk mengantisipasi menurunnya kinerja neraca perdagangan yang diakibatkan mewabahnya virus Corona.

Salah satunya dengan mendorong ekspor produk-produk potensial berdaya saing tinggi di pasar global.

Baca Juga: Ikuti Pameran di Jerman, Buah Indonesia Semakin Diminati

Selain itu dengan melakukan diversifikasi pasar ekspor ke luar negara tujuan utama, semisal ke negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir, serta mengoptimalkan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.

“Tidak hanya menggenjot produk-produk hasil industri, saat ini pemerintah juga mendorong peningkatan kinerja ekspor produk-produk yang berasal dari sektor lain, seperti sektor pertanian,” kata Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus, di Kabupaten Bener Meriah, Prov. Nangroe Aceh Darussalam (NAD) pada Selasa, 18 Februari 2020.

Sebagai negara agraris, peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional memang semakin penting dan strategis. Kontribusinya dalam PDB Indonesia yakni terbesar ketiga setelah sektor industri dan perdagangan.

Baca Juga: Persediaan Masker Habis, Atalia Praratya: Kami Baru Bisa Mengirimkan 10 Ribu Masker

Berdasarkan Berita Resmi Statistik BPS, selama Januari-Desember 2019 ekspor produk pertanian sebesar US$ 3,61 miliar atau meningkat 5,31 persen dibandingkan periode sama di 2018 yang sebesar 3,43 miliar dollar Amerika Serikat.

“Meningkatnya kinerja ekspor sektor pertanian, salah satunya didorong oleh peningkatan ekspor subsektor hortikultura, khususnya buah-buahan tahunan,” ujar Bobby dikutip dari rilis resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.

Pisang merupakan salah satu komoditas buah-buahan tahunan yang memiliki prospek pengembangan baik karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensi pasar yang masih terbuka luas.

Baca Juga: 3 WNI Kru Kapal Diamond Princess Dipastikan Terinfeksi Virus Corona

Menurut data dari Trade Map International Trade Statistics (ITC) bahwa sepanjang 2018, Indonesia telah mengekspor pisang sebanyak 30.373 ton atau senilai 14.610 dollar Amerika Serikat ke seluruh dunia.

Ekspor pisang terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu sebesar 17.793 ton atau senilai 8.623 dollar Amerika Serikat diikuti Malaysia sebesar 4.132 ton atau senilai 1.114 dollar Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab (UAE) sebesar 2.563 ton atau senilai 1.435 dollar Amerika Serikat.

Namun demikian, permintaan dari negara-negara tersebut masih belum dapat tercukupi oleh Indonesia.

Baca Juga: Komnas Perempuan: Dedy Susanto Gunakan Relasi Kuasa untuk Kepentingan Seksualnya

Pasalnya, pada tahun yang sama, Tiongkok mengimpor pisang sebanyak 1.544.609 ton dari seluruh dunia. Hal ini berarti Indonesia hanya dapat memenuhi 1,15 persen dari total permintaan negara Tirai Bambu itu.

sedangkan UAE mengimpor sebanyak 199.719 ton buah pisang dari seluruh dunia, yang berarti Indonesia hanya dapat memenuhi 1,28 persen dari total permintaannya.

Jadi, untuk mempercepat program peningkatan ekspor produk pertanian, Kemenko Perekonomian mendorong ‘Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor’ sebagai salah satu Program Prioritas (Quick Wins) melalui kerjasama kemitraan pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan petani.

Baca Juga: Demi Sukseskan Sensus Penduduk 2020, Eka Supria Atmaja Imbau Perangkat Daerah di Bekasi Turut Berpartisipasi

Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kontinuitas komoditas pisang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pisang lokal, seperti hotel, restoran, dan katering.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Kementerian Perekonomian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x