PR BEKASI - Perekonomian di Indonesia tengah mengalami kelesuan akibat pandemi COVID-19. Berbagai sektor mengalami penurunan.
Selain itu, konsumsi dan investasi yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi juga mengalami penurunan akibat menurunnya daya beli masyarakat.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan belanja negara pada 2021 sebesar Rp2.747.5 tirliun akan menjadi instrumen efektif untuk mendorong perekonomian tumbuh sebesar 4.5 sampai 5.5 persen.
Baca Juga: Memangku Beberapa Jabatan Penting Negara, Simak Rekam Jejak Abdul Malik Fadjar Semasa Hidupnya
Belanja negara yang dilakukan secara efektif dan efisien sesuai skala prioritas bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat secara terukur, terarah, dan akuntabel.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 mencapai minus 2 persen. Hal ini memang lebih baik dibanding kuartal II yang mencapai 5.32 persen.
Apabila pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal negatif, pihak OJK menyatakan hal ini mengakibatkan angka kemiskinan naik kisaran 2 sampai 5 juta orang karena banyak karyawan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Baca Juga: Abdul Malik Fadjar Wafat, Mahfud MD dan Haedar Nashir Doakan Almarhum
Selain itu, keterbatasan aktivitas perekonomian mendorong kenaikan pengangguran yang diperkirakan sebesar 3 sampai 5 juta orang.