Habib Sebut Film 'Tanda Tanya' Singgung Umat Islam, Hanung Bramantyo: Saya Paham, Saya Hanya Diam

23 Januari 2021, 18:48 WIB
Film Tanda Tanya yang diproduseri oleh Hanung Bramantyo kini tayang di Netflix. /Twitter/@HanungBramantyo/Twitter/@HanungBramanty

PR BEKASI - Produser dan direktur Film Indonesia Hanung Bramantyo mengatakan bahwa saat menggarap film "Tanda Tanya", dia mendapatkan beragam masalah.

Hanung Bramantyo menceritakan awalnya "Tanda Tanya" sempat menjadi polemik dan tak lulus sensor.

Namun akhirnya, dia mendapatkan dukungan dari Lembaga Sensor Film dan Komisi Penyiaran Indonesia, serta mendapatkan pembelaan dari GP Ansor.

Hanung Bramantyo melanjutkan ceritanya, kalau akhirnya dia memberanikan diri menghadap ke seorang Habib untuk mengatakan rasa keberatannya akan film tersebut.

Baca Juga: Kehidupan Sederhana Syekh Ali Jaber Diungkap Sang Adik: Tak Punya Mobil, Villa Mewah, Bahkan Rumah Pribadi  

Dia menyampaikan, pertemuan dengan sang Habib tersebut terjsdi di daerah Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di tempat sang Habib yang sangat luas dan asri.

Akhirnya ketika bertemu dengan Habib, dikatakanlah apa yang sebenarnya menjadi masalah dalam film yang menceritakan tentang keberagaman dan toleransi dalam beragama tersebut.

Dikatakan Hanung, kalau Habib tersebut juga menceritakan soal kepedulian organisasinya dengan hukum negara yang dianggap tidak memihak Islam.

Hal itu disampaikan Habib dengan sangat menyakinkam sehingga Hanung menjadi paham apa yang menyebabkan teman-temannya menjadi sadar ketika bertemu oleh Habib.

Baca Juga: Cek Fakta: Kemnaker Dikabarkan Akan Beri Dana Bantuan Rp3 Juta per Orang, Ini Faktanya 

"Beliau juga menceritakan soal organisasinya yang peduli dengan hukum negara yang banyak tidak memihak Islam. Disebutin satu persatu. Juga orang2 yang fitnah mereka. Sangat meyakinkan. Saya jadi paham, kenapa banyak temen, setelah bertemu beliau langsung insaf. Sayangnya saya tidak," cuit Hanung Bramantyo.

Namun hal tersebut tidak berlaku untuk Hanung.

"Kenapa tidak? Begini alasan saya," katanya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @Hanungbramantyo pada Sabtu, 23 Januari 2021.

Habib tersebut menyampaikan bahwa film "Tanda Tanya" mengampanyekan pluralisme dan liberalisme di dalam agama dan itu sangat berbahaya.

Baca Juga: Cek Fakta: Gus Yaqut Dikabarkan Tak Lagi Anggakan Dana untuk Pesantren se-Indonesia 

"Saat beliau membedah film saya, beliau sebutkan detail2 adegan. Bahwa film saya mengkampanyekan pluralism dan liberalism dalam agama. Itu bahaya!" cuit Hanung Nramantyo

Selain itu, Habib tersebut juga mengutip dialog pemain secara persis.

Dalam dialog tersebut dikatakan bahwa semua agama itu bermuara pada satu Tuhan, dan menurut Habib itu menyesatkan dan haram.

"Beliau juga menyitir dialog pemain secara persis yang mengatakan bahwa semua agama itu bermuara pada satu : Tuhan. Kata beliau, itu pemahaman sesat. Haram," kicau Hanung.

Tak hanya itu, Hanung Bramantyo dianggap menggambarkan orang yang murtad itu bahagia.

Baca Juga: Tak Izinkan Putri Anne Syuting, Arya Saloka: Dia Kerja di Rumah Melebihi Gaji S2 Bahkan S3 

Karena itu juga dianggap adegan yang secara jelas telah menyinggung umat.

"Beliau juga mengatakan bahwa saya menggambarkan orang Murtad dengan bahagia. Bahkan ibu si murtad itu merestui. Itu adegan yang jelas menyinggung umat," katanya.

Hanung Bramantyo pun bertanya apakah Habib tersebut menonton film Tanda Tanya secara langsung.

Akan tetapi jawaban dari Habib adalah haram baginya untuk masuk ke dalam bioskop.

Habib hanya menyuruh orangnya untuk menonton dan mencatat setiap adegan.

Baca Juga: TNI AL Berhasil Tangkap Kapal Asing Berbendera Taiwan Pencuri Ikan di Laut Natuna Utara 

"Lalu setelah saya tanyakan, apakah beliau menonton? Beliau bilang dengan tegas: haram buat saya masuk bioskop. Saya menyuruh orang saya nonton, mencatat setiap adegan, lalu diserahkan ke saya," cuitnya.

Ketika ditawarkan Hanung Bramantyo bahwa dia bisa menyewa bioskop khusus untuk Habib, tetapi dia mendapat jawaban bahwa semua poster yang ada di bioskop yang menampilkan aurat harus diturunkan karena itu dosa.

Habib itu pun meminta agar film tersebut diputar di tempatnya saja sehingga dapat ditonton oleh semua anggota dan berdialog.

Saat itu Hanung menyadari bahwa dia harus mengikuti aturan main yang ditentukan Habib, jika mau dilindungi.

Baca Juga: China Izinkan Penjaga Pantai Bedil Kapal Asing yang Masuk Perairan Teritorialnya 

"Mulai saat itu saya paham. Bahwa kita harus mengikuti aturan, jika kita mau dilindungi. Saya hanya diam. Lalu membayangkan sosok pak AR Fachrudin, ketua Muhammadiyah, yang tidak pernah memposisikan dirinya dan Organisasinya lebih tinggi dari siapapun. Apalagi negara," kata Hanung.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler