PR BEKASI - Tamu terbaru dalam tayangan podcast Deddy Corbuzier, Close the Door, Sabtu, 19 Februari 2022, adalah Livy Renata.
Siapa sih Livy Renata? Bagaimana jejak kariernya hingga ia makin sering muncul di kanal-kanal YouTube hiburan Indonesia?
Livy Renata sebenarnya seorang pemain gim profesional alias gamer, yang menjadi selebgram dengan jumlah pengikut 1 juta.
Sebelum akhirnya muncul dan menghibur dengan personanya sebagai crazy rich, ia merupakan brand ambassador gim Alter Ego.
Lantas kenapa ia disebut crazy rich? Rupanya itu terkuak dalam wawancara-wawancaranya di tayangan televisi dan YouTube.
Livy Renata sebenarnya hanya menjawab dengan lugu pertanyaan host. Hanya karena yang ia sampaikan berupa paradoks dengan keseharian orang lain, itu menjadi komedi.
- Jadi pelayan kafe yang diantar sopir
Jika orang lain bekerja sambilan di kafe demi memenuhi kebutuhan, Livy Renata benar-benar melakukannya karena iseng.
Dia diantar jemput oleh sopir, dijuluki ‘Princess’ oleh pelayan lain, dan memesan menunya saat jam istirahat.
Livy Renata tidak bisa berlama-lama bekerja di kafe itu, dan keluar dengan upah Rp600.000 setelah dua pekan bekerja.
- Makan jajanan SD baru-baru ini
Seumur hidupnya, dalam 20 tahun ia baru mencicipi makanan seperti tempe dan ketoprak.
Bahkan sejumlah jajanan khas SD pada umumnya, seperti cilok dan cireng akhirnya ia santap, setelah menerima tantangan pemilik kanal YouTube Udil Surbakti.
Saat seblak mendarat di lidah Livy, ia pun histeris. “Ini enak banget woi,” katanya.
Baca Juga: Pergoki Pacar Selingkuh dengan Sahabat, Wanita Ini Turunkan Berat Badannya Secara Drastis
- Heran dengan mainan anak kecil Indonesia
Dalam tayangan Sekolah Ngawur di YouTube Tema Indonesia, Livy ditunjukkan Hifdzi dan Rigen, bagaimana cara kerja mainan parasut.
Livy malah heran, mana ada orang yang mau memainkan kantong keresek, katanya.
- Bayaran SPP Rp8,5 juta
Saat sekolah, Livy Renata membayar SPP Rp8,5 juta dalam sebulan.
- Bangga pertama kali naik angkot
Saat karyawisata, ia menjajal pengalaman pertama naik angkot.
Menurut dia pengalaman itu cukup seru, meskipun ia dan teman-teman sekolahnya disewakan sekolah untuk bisa naik.
Bukan seperti orang biasa yang membayar sejumlah uang setelah bilang ‘kiri’.***