Network
PR BEKASI - Gubernur Jakarta Anies Baswedan menceritakan kisah masa kecilnya, yang suka berkelahi dan bahkan sering mengendarai sepeda motor tanpa memiliki surat izin mengemudi (SIM).
Hal itu diceritakan Anies Baswedan saat menjadi bintang tamu di acara "Saatnya Perempuan Bicara" yang tayang pada Minggu, 16 Mei 2021.
"Ya benar, dulu saya suka naik motor gak punya SIM, ketangkap. Terus waktu masih kecil agak suka berantem," kata Anies Baswedan, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Selasa, 18 Mei 2021.
Baca Juga: Oki Setiana Dewi: Gak Mesti Jadi Orang Islam untuk Peduli pada Palestina, Ini Masalah Kemanusiaan
Anies Baswedan mengatakan, kebiasaannya yang suka berkelahi merupakan masa-masa di mana dia belum mampu mengungkapkan apa yang ada di pikirannya dengan kata-kata.
"Kalau berantem itu bahasa agak canggihnya itu kosakatanya terbatas, sehingga tidak mampu mengungkapkan pikiran dengan kata-kata. Tapi mengungkapkannya pakai tangan," kata Anies Baswedan.
Bahkan menurut Anies Baswedan, ibunya menyarankannya untuk menjadi petinju saja, lantaran terlalu sering dipanggil ke sekolah karena dirinya yang sering berkelahi.
Baca Juga: Habib Nabiel Ajak Masyarakat Doakan dan Dukung Palestina: Jangan Sampai Kita Menyalahkan Mereka
"Itulah masalahnya, saya di sekolah itu suka berantem, sampai ibu saya dipanggil ke sekolah, terus sampai ibu saya pernah bilang 'sudah Anies jadi petinju aja kamu'," kata Anies Baswedan.
Lebih lanjut, Anies Baswedan menuturkan bahwa pada waktu itu dia sangat mengidolakan petinju asal Amerika Serikat, Muhammad Ali.
Oleh karena itu, setiap Muhammad Ali ada pertandingan, dia dan teman-temannya pun ikut-ikutan bertanding.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Jadi Lebih Manja Saat Hamil, Atta Halilintar: Parah, Gak Mau Ditinggal Sama Sekali
"Saya mengidolakan Muhammad Ali, saya sering berantem, bahkan saya ingat sekali saya pernah mukul seorang teman sampai mimisan, namanya Ipri. Kebayang paniknya saya, saya itu gak pernah kebayang ada keluar darah dari hidung," tutur Anies Baswedan.
"Waktu itu kan Muhammad Ali populer, dan setiap kali Muhammad Ali selesai bertanding, ya udah kita juga ikut bertanding," sambungnya.
Meski demikian, Anies Baswedan mengatakan bahwa masa-masa ketika dia sangat mengandalkan kepalan tangan itu kini sudah berakhir.
"Tapi alhamdulillah itu semua sudah dipuaskan pada zaman itu, sehingga sekarang sudah lewat masa-masa yang suka pakai tangan," ujar Anies Baswedan.
Selain itu, Anies Baswedan juga menceritakan bahwa sewaktu kuliah dulu, dia pernah menekuni olahraga gulat di Amerika Serikat, meski sebenarnya olahraga yang dia sukai itu adalah bermain basket.
"Dulu saya ikut gulat. Ini sebetulnya waktu saya pertukaran pelajar di Amerika, saya tinggal di sana," kata Anies Baswedan.
"Sebenarnya saya suka main basket, tapi waktu main basket di sana, saya yang paling pendek. Semuanya tinggi-tinggi, jadi gimana mau main basket. Baru masuk lapangan aja udah 'Oh my God'," sambungnya.
Oleh karena itu, Anies Baswedan memilih menekuni olahraga gulat yang lawannya setara, yang mana dia juga belajar untuk menjadi orang yang tangguh dan juga ulet.
"Jadi saya pilih olahraga yang lawannya setara, karena kalau gulat itu kan berdasarkan berat badan," ucapnya.
"Itu berat sekali latihannya, tapi di situ saya belajar tangguh, ulet, tuntas, stamina. Bahkan anak-anak itu bangga kalau disebut 'your animal'. Kebayang gak, di tempat latihan itu disebut hebat kalau dibilang 'your animal'," kata Anies Baswedan.***
