PR BEKASI - Artis senior Anwar Fuady baru saja mengalami duka yang cukup berat ketika harus kehilangan kedua orang yang dicintainya karena Covid-19.
Beberapa waktu lalu, istri dan anak Anwar Fuady meninggal dunia usai positif terinfeksi Covid-19 meski sempat menjalani perawatan.
Kehilangan dua sosok yang selalu ada di hidupnya, tentu membuat Anwar Fuady sempat mengalami kesedihan luar biasa.
Dia menyampaikan mereka telah hidup bersama sang istri selama hampir 51 tahun dan menjadi bagian dari hidupnya.
Anwar Fuady menceritakan sang istri sudah tiga tahun ini menjalani cuci darah dan tidak pernah ada masalah sebelumnya.
Namun, beberapa waktu sebelum meninggal, setelah cuci darah ternyata istrinya kolaps.
Dikatakan bahwa sebelum meninggal, istri Anwar Fuady sempat melambaikan tangan dan tersenyum.
"Dia menengadah ke atas, dia melambaikan tangan, senyum," katanya.
"Dia juga meninggal dengan tenang," tuturnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Melaney Ricardo pada Rabu, 28 Juli 2021.
Anwar menyampaikan bahwa istrinya sosok yang tenang dan kuat, saat meninggal pun dengan tenang.
Pria yang akrab di layar kaca ini mengungkapkan sang istri merupakan bagian dari hidupnya dan ketika dia pergi maka sebagian dari kehidupannya juga ikut pergi.
"Sampai guncang saya, ditambah dengan anak saya guncang. Ketika mereka pergi, sebagian hidup saya juga pergi," ujarnya.
Namun, Anwar Fuady menegaskan kalau dia orang beriman, percaya dengan qada dan qadar, serta nasib baik dan nasib buruk.
"Malang tidak bisa ditolak, untung tidak bisa diraih. Saya harus terima," tuturnya.
Dia mengatakan sudah merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah selama 74 tahun dengan menjadi artis dan terkenal.
"Luar biasa kenikmatan yang diberikan oleh Allah, sekarang diambil sebagian, sebagian, sebagian, Apa saya harus protes? Tidak Kan?" ucap Anwar.
"Saya tahu ini ujian buat saya, apakah saya kuat, kalau saya lemah saya bisa kolaps, depresi, bisa gila," sambungnya.
Akan tetapi, karena percaya dengan takdir dan semuanya sudah disuratkan, sebagai manusia dia harus kuat.
"Saya tidak bisa terbenam dalam kesedihan. Sedih luar biasa, tapi tidak bisa menghujat Tuhan," kata Anwar Fuady.***