Pemerintah Akan Cat Ulang Pesawat Kepresidenan, Diky Chandra: Lieur, Jadi Maaf Saya Gak Bisa Nyumbang

- 3 Agustus 2021, 19:57 WIB
Diky Chandra menilai rencana pemerintah lakukan pengecatan ulang pesawat kepresidenan di tengah pandemi Covid-19 sangatlah tidak bijak.
Diky Chandra menilai rencana pemerintah lakukan pengecatan ulang pesawat kepresidenan di tengah pandemi Covid-19 sangatlah tidak bijak. /Twitter/@dikychandra_

PR BEKASI - Aktor sekaligus komedian Diky Chandra turut memberikan kritik terhadap pemerintah yang berencana melakukan pengecatan ulang pada pesawat kepresidenan dari warna biru ke merah.

Diky Chandra menilai rencana pengecatan ulang pesawat kepresidenan kurang tepat dilakukan di tengah pandemi Covid-19, mengingat biayanya yang dikabarkan cukup besar.

Pasalnya, menurut Diky Chandra, banyak teman-temannya yang tak bisa membuka usaha karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), hingga kesulitan cari makan saat isoman.

Baca Juga: Tanggapi Kedekatan Sule dan Nathalie Holscher, Diky Chandra: Feeling Saya Mereka Serius

"Maaf banyak teman-teman saya yang gak bisa usaha karena PPKM, akhirnya maksain pinjam. Malah ada teman yang isoman dan bingung cari makan," kata Diky Chandra, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @dikychandra_, Selasa, 3 Agustus 2021.

Diky Chandra lantas meminta maaf dan mengatakan bahwa dirinya tidak bisa ikut menyumbang untuk biaya pengecatan ulang pesawat kepresidenan.

"Hutang ke luar banyak, pengin pindah rumah ah lieur. Jadi maaf, saya ga bisa nyumbang buat cat pesawat," kata Diky Chandra.

Tangkapan layar cuitan Diky Chandra soal pengecatan ulang pesawat kepresidenan./
Tangkapan layar cuitan Diky Chandra soal pengecatan ulang pesawat kepresidenan./ Twitter @dikychandra_

Baca Juga: Pemerintah Akan Cat Ulang Pesawat Kepresidenan, Alvin Lie: Hari Gini Masih Aja Foya-foya

Sementara itu, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau disebut juga pesawat BBJ 2 sudah lama direncanakan, yaitu sejak 2019.

Namun, rencana pengecatan ulang pesawat kepresidenan terpaksa ditunda, karena belum memasuki jadwal perawatan rutin.

"Pengecatan Pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia pada 2020," ucapnya.

Baca Juga: UNESCO Desak Pemerintah Hentikan Proyek TN Komodo, Susi Pudjiastuti: Sadar Yok, Sebelum Ditertawakan Dunia

"Namun pada 2019, pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin sehingga yang dilaksanakan pengecatan terlebih dahulu untuk Heli Super Puma dan pesawat RJ," kata Heru Budi Hartono.

Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa Pesawat RJ adalah pesawat Kepresidenan British Aerospace RJ 85 (BAe-RJ 85) atau biasa disebut RJ-85 yang biasa dipakai oleh wakil presiden untuk melakukan kunjungan kerja.

Sebagai informasi, perawatan rutin memiliki interval waktu yang sudah ditetapkan dan harus dipatuhi, sehingga jadwal perawatan ini harus dilaksanakan tepat waktu.

Baca Juga: Apriyani Rahayu Raih Medali Emas di Olimpiade Tokyo, Pemkab Konawe Beri Hadiah Tanah, Rumah, dan 5 Ekor Sapi

"Perawatan rutin pesawat BBJ 2 jatuh pada tahun 2021 merupakan perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik, maka tahun ini dilaksanakan perawatan sekaligus pengecatan yang bernuansa Merah Putih sebagaimana telah direncanakan sebelumnya," tuturnya.

Menurutnya, waktu pengecatan pesawat kepresidenan pun lebih efisien karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan.

"Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN," ucapnya.

Baca Juga: Lucinta Luna Akui Pernah Terlibat Prostitusi Demi Biaya Operasi: Gue Tahu Ini Salah, Tapi Gue Gak Ada Pilihan

"Selain itu, sebagai upaya untuk pendanaan penanganan Covid-19, Kementerian Sekretariat Negara juga telah melalukan 'refocusing' anggaran pada APBN 2020 dan 2021 sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Menteri Keuangan," tutur Heru Budi Hartono.

Terakhir, Heru Budi Hartono mengatakan bahwa proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri sehingga secara tidak langsung mendukung industri penerbangan dalam negeri yang terdampak pandemi Covid-19.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: Twitter @dikychandra_


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x