PR BEKASI – Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut serangan budaya Korea dan Amerika Serikat (AS) menjadi masalah serius.
Pasalnya serangan budaya asing tersebut berpotensi membuat anak mudah Indonesia kehilangan jati diri.
Hal tersebut disampaikan Dahnil Anzar dalam webinar Refleksi Kemerdekaan dan Masa Depan Film biopik Indonesia, Rabu, 18 Agustus 2021.
Pernyataan dari anak buah Prabowo itu pun mendapatkan tanggapan dari Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon.
Menurut Fadli Zon, masalah yang dihadapi oleh Indonesia adalah belum menempatkan budaya sebagai aset nasional.
Fadli Zon mengatakan bahwa Indonesia masih memandang kekayaan nasional terpaku pada komoditas seperti minyak, emas.
“Masalahnya kita belum menempatkan budaya sebagai aset nasional (national treasure),” kata Fadli Zon sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @fadlizoon, Kamis, 19 Agustus 2021.
“Kekayaan nasional yang dilirik itu minyak, emas, batubara dan lain-lain. Cultural capital sangat penting,” tuturnya melanjutkan.
Politisi Partai Gerindra itu menuturkan bahwa bangsa yang beradab adalah bangsa yang menghargai budayanya. Hal ini telah diterapkan sejak lama oleh Korea dan AS.
Baca Juga: Fadli Zon Bagikan Momen Berdua Bersama Presiden yang Kabur Saat Taliban Kuasai Afghanistan
Namun di Indonesia nampak belum tertuju ke sana. Pasalnya saat ini masih berkutat mempersoalkan mural.
Sebagai informasi, saat ini tengah ramai polemik penghapusan mural “Jokowi 404: Not Found”.
Mural tersebut menampilkan rajah mirip Presiden Jokowi dengan tulisan di mata “404: Not Found” di Batuceper, Kota Tangerang, Banten.
Baca Juga: Tak Mau Kalah dengan Jokowi, Fadli Zon Pamerkan Foto Adat Baduy 27 Tahun Lalu
Mural “Jokowi 404: Not Found” Qantas viral di media sosial, terapi pada akhirnya dihapus oleh aparat kepolisian dengan cara menimpa mural itu dengan cat hitam.
Pihak kepolisian pun memburu pembuat mural itu karena dianggap telah menghina Presiden.
“Hanya bangsa beradab menghargai budayanya. Korea dan AS sudah lama berbudaya dan beradab. Kita masih sibuk mural,” tutur Fadli Zon.***