Network
"Lalu orang yang open donasi ini tidak bisa membuktikan bahwa uang tersebut disalurkan untuk tujuan awal atau dari Rp5 miliar yang terkumpul, yang dikasih ke Palestina cuma Rp4,9 miliar," tuturnya.
"Nah, itu boleh dipertanyakan, dan yang boleh mempertanyakan adalah orang-orang yang ikut menyumbang. Artinya, ada dugaan penyelewengan di sana," kata Sunan Kalijaga.
Oleh karena itu, menurut Sunan Kalijaga, jika donasi yang terkumpul untuk membeli rumah Gala Sky itu benar-benar dibelikan rumah dan harganya sesuai jumlah donasi, tentu tidak jadi masalah.
"Nah, ini ada masalah, 'Yuk, kita beliin rumah untuk yatim pintu'. Misalnya terkumpul sekian miliar, lalu dibelikan rumah, mungkin dengan tempat tidurnya, meja makannya, ini sekian miliar. Artinya, jumlahnya cocok," tuturnya.
"Saya rasa itu gak ada masalah, yang jadi masalah, ketika open donasi untuk rumah, tapi dibelikan rumah yang tidak sesuai dengan dana yang terkumpul," kata Sunan Kalijaga.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Indonesia Tekor Rp600 Triliun Akibat Covid-19: Belanja Naik, Pendapatan Drop
"Artinya, seseorang atau yayasan yang punya inisiatif donasi itu harus bisa mempertanggungjawabkannya," sambungnya.
"Selama angkanya cocok dengan yang disumbangkan dan yang dibelikan. Saya rasa itu gak ada masalah," ujar Sunan Kalijaga.
Terakhir, Sunan Kalijaga menegaskan bahwa pihak yang boleh mempermasalahkan donasi rumah untuk Gala Sky adalah orang-orang yang ikut berdonasi.
