Nicholas Saputra Ajak Masyarkat Belajar Hadapi Perubahan Iklim dari Masyarakat Desa

- 22 April 2020, 20:45 WIB
Nicholas Saputra ditunjukn sebagai Duta Nasional UNICEF Indonesia yang baru
Nicholas Saputra ditunjukn sebagai Duta Nasional UNICEF Indonesia yang baru /Instagram

PIKIRAN RAKYAT - Duta nasional UNICEF Indonesia Nicholas Saputra mengajak masyarakat di Tanah Air agar belajar tentang cara menghadapi perubahan iklim dari orang-orang yang tinggal di pedesaan.

Menurut dia, orang-orang yang tinggal di pedesaan merupakan kelompok pertama terdampak dari perubahan iklim. Sehingga mereka sudah belajar banyak tentang perubahan iklim lokal.

Dikutip dari Antara oleh Pikiranrakyat-bekasi.com menurut Nicholas, hal itu tergambar dari cara-cara yang dilakukan masyarakat pedesaan menghadapi perubahan iklim lokal dengan upaya mitigasi dan melakukan adaptasi.

Baca Juga: Mengundurkan Diri dari Stafsus, DPR: Pengunduran Diri Belva Belum Tentu Hilangkan Polemik

"Dari film Semes7a yang saya jalani kemarin, justru kita yang mesti belajar banyak tentang bagaimana menghadapi perubahan iklim dari orang-orang yang tinggal di rural area," kata dia terkait peringatan Hari Bumi melalui konferensi video di Jakarta, Rabu, 22 April 2020.

Aktor sekaligus produser film Semes7a itu mencontohkan masyarakat Hindu Bali yang merayakan Nyepi. Kondisi tersebut cukup relevan dengan situasi saat ini dimana penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Ketika kita lockdown (PSBB red.) seperti saat ini, Bali sudah melakukannya satu tahun sekali," ujarnya.

Baca Juga: Lindungi Data Pribadi, Gojek Luncurkan Fitur Penyamaran Nomor Telepon

Kontribusi Bali terutama saat peringatan Nyepi terhadap perubahan iklim yaitu mengurangi sepertiga emisi hariannya sebesar 30.000 ton CO2.

Nicholas juga mengatakan, banyak agama di Indonesia yang sudah mempunyai inisiatif untuk melakukan sesuatu untuk menjaga lingkungan yang digerakkan melalui kepercayaan.

Menurutnya, apabila semua pihak bisa lebih banyak belajar, terbuka dan mendengar tentang masyarakat yang hidupnya bersentuhan langsung dengan alam, maka persoalan perubahan iklim dapat diatasi.

Baca Juga: Airlangga Siapkan Stimulus Petani dan Jamin Ketersediaan Pangan Tak Terganggu Inflasi

Selain itu menurut Nicholas, banyak cara yang bisa dilakukan setiap orang untuk menghadapi laju perubahan iklim yang semakin nyata dihadapi saat ini.

"Contohnya, dari lahan yang rusak justru masih bisa diolah untuk menjadi lahan sumber pangan," ucapnya.

Ia mengatakan apabila masyarakat terutama di Tanah Air lebih banyak yang pro atau peduli terhadap keberlangsungan lingkungan, maka sumber-sumber pangan dimaksud tidak akan rusak.

Baca Juga: Peringati Hari Bumi 2020, Hyundai Gandeng BTS Produksi Film sebagai Kampanye Hidrogen

Sementara itu menurutnya, dalam upaya menyelamatkan bumi, setiap individu juga harus perlu memerhatikan sektor industri pakaian.

Sebab menurut Nicholas apa yang dipakai manusia berkontribusi besar terhadap kerusakan alam.

"Kita tahu bahwa limbah industri 'fashion' itu terbesar kedua," ucapnya.

Baca Juga: Dubes Ungkap Rahasia Kesembuhan WNI yang Sempat Terpapar Virus Corona di Kamboja

Dengan besarnya dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari limbah industri busana tersebut, ia mengajak masyarakat lebih cerdas dalam menerapkan gaya hidup sehingga tidak terlalu mengeksploitasi.

Selanjutnya, kata dia, langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat terutama di daerah perkotaan ialah membuat kebun di pekarangan rumah.

Sebab, bagaimanapun juga mereka turut bertanggung jawab atas laju perubahan iklim.

Baca Juga: Rayakan Hari Bumi 2020, Google Doodle Tampilkan Lebah yang Interaktif

"Kita bisa juga membuat penghijauan di kota apabila dilakukan secara kolektif," imbuhnya.

Di sisi energi terbarukan, menurutnya, yang bisa dilakukan masyarakat ialah menggunakan energi ramah lingkungan. Sebagai contoh penggunaan solar panel dan kendaraan listrik.

Namun sayangnya, kata Nicholas Saputra, terkait kendaraan listrik tersebut memiliki nilai jual terlalu tinggi.

Baca Juga: Korea Selatan Bantah Kabar yang Sebut Kim Jong Un Dalam Kondisi Kritis

Ia mengatakan seharusnya pemerintah bisa memberikan insentif bagi orang yang berkontribusi dalam hal menekan emisi.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah