Sudah Sembuh dari Covid-19, Masihkah Perlu Seseorang Divaksinasi Covid-19?

24 Desember 2020, 16:33 WIB
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepada seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) saat simulasi di lingkungan Kodam IX Udayana, Denpasar, Bali, Kamis, 10 Desember 2020. /Nyoman Hendra Wibowo/wsj/ANTARA

PR BEKASI – Ketersediaan vaksin Covid-19 sudah ada di berbagai negara. Di beberapa negara dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 sudah mulai diluncurkan,

Sedangkan pemerintah Indonesia telah menyiapkan vaksin Sinovac dan direncanakan akan memulai vaksinasi Covid-19 pada tahun 2021 nanti.

Tentu program vaksinasi membuat banyak pertanyaan di benak Anda, termasuk apakah orang yang telah pernah terinfeksi Covid-19 dan berhasil sembuh perlu mendapatkan vaksinasi?

Baca Juga: Kronologi Lengkap Kasus Penganiayaan Dokter Muda Perempuan Berprestasi di Palmerah

Meskipun Pemerintah Indonesia maupun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) belum membuat rekomendasi.

Namun, pakar kesehatan menyarankan penyintas Covid-19 untuk tetap melakukannya vaksinasi.

Inilah alasannya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Live Strong, Kamis, 24 Desember 2020.

Baca Juga: Wushu Indonesia Raih Prestasi Membanggakan, Menpora: Berkat Kepemimpinan Humanis Airlangga Hartarto

1. Dapat Terinfeksi Kembali

Michelle Prickett, MD, seorang profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg di Chicago dan seorang spesialis perawatan paru dan kritis Pengobatan Northwestern.

Menjelaskan bahwa penyintas Covid-19 masih memiliki kemungkinan untuk terinfeksi lagi.

Baca Juga: Emban Tugas Baru sebagai Mensos Kabinet Indonesia Maju, Risma Sebut Dirinya Orang yang Sangat Detail

"Pasien yang telah terinfeksi Covid-19 harus tetap mendapatkan vaksin. Kami tidak yakin bahwa infeksi sebelumnya akan menyebabkan kekebalan seumur hidup. Data saat ini menunjukkan infeksi sebelumnya dapat memberikan kekebalan selama sekitar enam bulan," kata Michelle.

Meski jarang, ada kasus yang dikonfirmasi dari orang-orang yang terinfeksi kembali dengan Covid-19.

Satu laporan tentang seorang pria muda dari Nevada, dijelaskan dalam The Lancet Infectious Diseases, mencatat bahwa infeksi kedua lebih buruk daripada yang pertama.

Baca Juga: Menkes Inggris: Varian Baru Covid-19 Ada Kaitannya dengan yang Ditemukan di Afrika Selatan

2. Tidak Ada Ruginya

Sampai saat ini tidak ada ketidakpastian tentang berapa lama kekebalan benar-benar dapat bertahan, Lisa Lee, PhD, profesor penelitian di departemen ilmu kesehatan populasi di Virginia Tech, juga merekomendasikan untuk mendapatkan vaksin bahkan jika mereka pernah terpapar Covid-19 sebelumnya, dia menekankan bahwa vaksinasi tetap aman untuk dilakukan.

"Dalam hal keamanan, tidak menjadi masalah untuk divaksinasi (setelah sembuh dari Covid-19), dan program itu pasti akan membantu mencegah seseorang terinfeksi lagi," kata Lee merujuk pada Vaksin Pfizer-BioNTech yang diklaim 95 persen efektif.

Baca Juga: Jokowi Lantik Menteri-menteri Baru, Vino G. Bastian Soroti Sejumlah PR Besar yang Harus Dibenahi

3. Bantu Selamatkan Orang Lain

Menurut WHO, pada Oktober 2020, kurang dari 10 persen populasi dunia telah terinfeksi Covid-19. Dengan kata lain? Masih banyak orang yang bisa sakit parah dan kemungkinan meninggal karena penyakit itu.

"Salah satu tujuan utama vaksinasi adalah untuk melindungi orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin," kata Lee.

Baca Juga: Haikal Hassan Negatif Covid-19, Polda Metro Jaya Agendakan Pemanggilan Ulang

Jika cukup banyak orang yang divaksinasi, ini menciptakan kekebalan kelompok, yang merupakan perlindungan komunitas

"Jika dalam suatu kelompok tidak bisa terinfeksi, maka mereka tidak bisa menularkannya kepada orang yang rentan," kata Lee.

"Pada dasarnya, kekebalan kelompok menciptakan semacam donat [pelindung] di sekitar yang rentan, di mana infeksi tidak dapat menembus dan mencapai mereka," tambah Lee.

Baca Juga: Buruan Datang! Polisi Berikan Tes Swab Antigen Gratis bagi Warga Jakarta, Simak Lokasi dan Waktunya

Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran terkait vaksin dan kondisi kesehatan khusus Anda, Lee merekomendasikan untuk memulai percakapan dengan penyedia layanan kesehatan yang Anda percaya.

"Mereka paling tahu tentang riwayat kesehatan spesifik Anda dan paling cocok untuk memberi Anda nasihat." katanya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Livestrong

Tags

Terkini

Terpopuler