Generasi Z Masuk Kelompok Paling Banyak Tak Percaya Covid-19 dan Vaksin Dibanding Usia Lain

18 Februari 2021, 18:01 WIB
Ilustrasi Generasi Z yang dianggap paling banyak tidak mempercayai Covid-19. /PIXABAY/

PR BEKASI – Sampai saat ini masih ada beberapa kelompok masyarakat yang tidak percaya akan adanya Covid-19 serta vaksin.

Menurut survei yang dilakukan oleh The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) kelompok terbanyak disumbang oleh generazi Z atau usia 17-22 tahun.

Hal itu diungkap oleh Direktur Eksekutif CSIS Indonesia Philips J Vermonte dalam konferensi pers yang digelar daring di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2021.

Baca Juga: 11 Orang Ditangkap dalam Kasus Mafia Tanah, Dino Patti Djalal: Pelaku Satu Persatu Mulai Tumbang

Baca Juga: Kevin Julio Akui Kini Terapkan Gaya Hidup Lebih Ramah Lingkungan

Baca Juga: Sebut Buzzer Buruk Bagi Kehidupan Sosial Politik, Mardani: Pemimpin yang Pelihara Buzzer Patut Dipertanyakan

"Sekitar 10 persen responden di DKI Jakarta dan 6.3 persen responden di Yogyakarta tidak percaya pada Covid-19, ini angka yang cukup tinggi mengingat kita sudah melalui ini selama satu tahun," kata Philips, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara.

"Dari segi usia, ketidakpercayaan pada vaksin dan penyebaran Covid-19 lebih tinggi pada Generasi Z yaitu usia 17-22 tahun dibanding kelompok usia lainnya," sambungnya.

Temuan tersebut menurut Philips dapat berpotensi meningkatkan klaster keluarga, mengingat Generasi Z adalah masyarakat yang paling aktif dan masih beraktivitas di luar rumah, dapat berinteraksi dengan orang lain.

Baca Juga: Bekas Simbol 'Kerajaan' Kasino Donald Trump Resmi Diledakan Setelah Bangkrut sejak 2016 Lalu

CSIS melakukan survei terhadap 800 responden dengan masing-masing 400 orang di DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.

Survei dilakukan pada penduduk usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dengan sampel metode acak dan "margin error" sampel plus minus 3.46 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan tim peneliti CSIS dari hasil survei tersebut menunjukkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Covid-19.

Baca Juga: Diprediksi Bakal Ketiban Hoki di Tahun Kerbau Logam, Simak 4 Shio Beruntung Ini

Lebih lanjut hal ini dapat mempengaruhi perilaku dalam penerapan protokol kesehatan, termasuk juga kepercayaan pada vaksin dan kesediaan mengikuti program vaksinasi.

Survei menyebutkan hampir 40 persen responden di DKI Jakarta dan 27.5 persen responden di DIY mengaku tidak bersedia divaksin.

Sebanyak 43 persen responden di DKI dan 31 persen responden di DIY mengaku belum yakin dengan kualitas vaksin.

Baca Juga: Guru Besar Unair Harap RUU ITE Tak Buka Celah Lemahkan Negara, Ali Ngabalin: Paten Prof!

Menurut dia sosialisasi tentang vaksin masih harus digencarkan untuk meningkatkan kepercayaan publik ini.

Ketidakpercayaan terhadap kemanjuran vaksin lebih tinggi di kalangan Generasi Z atau usia 17-22 tahun dibandingkan dengan kelompok usia lain.

Uji statistik menunjukkan hubungan kuat antara kepercayaan terhadap penyebaran Covid-19 dengan kepercayaan terhadap vaksin dan kesediaan untuk divaksin.

Baca Juga: Tak Ada yang Salah dengan Isi UU ITE, Teddy Gusnaidi: Yang Bermasalah Orang yang Tak Ingin Negara Ini Beradab

Ia menyebut bahwa ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan mengenai kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.

"Ada PR elementer bagi kita semua bahwa di tengah masyarakat masih ada ketidakpercayaan pada Covid-19 yang mempengaruhi penerapan protokol kesehatan," katanya.

"Kekhawatiran masyarakat terhadap Covid-19 dipengaruhi oleh pemahaman mereka terhadap risiko Covid-19. Artinya vaksin memang menjadi harapan atau 'game changer'," sambungnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Semut Jika Dibiarkan Masuk ke Telinga Dapat Memakan Otak dan Sebabkan Kematian, Ini Faktanya

Meski vaksin adalah "game changer" dalam pengendalian pandemic, kesadaran masyarakat adalah hal dasar yang harus diperbaiki.

"Tapi hal paling elementer adalah kesadaran masyarakat yang angkanya masih relatif banyak untuk diperbaiki." ujarnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler