Awas! Overdosis Vitamin D Bisa Bikin Keracunan, Pandu Riono Sarankan Konsumsi Ini

18 Agustus 2021, 13:31 WIB
Epidemilog UI, dr. Pandu Riono sarankan konsumsi makanan lokal kaya nutrisi daripada konsumsi suplemen vitamin. /Cahya Sari/ANTARA

PR BEKASI – Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), dr. Pandu Riono mengimbau masyarakat menghindari konsumsi suplemen vitamin atau herbal.

Menurut dr. Pandu Riono mengkonsumsi suplemen vitamin atau herbal malah bisa membahayakan kesehatan.

Oleh karena itu, dr. Pandu Riono menegaskan untuk menolak resep vitamin dari siapapun.

Sebagai ganti suplemen bisa konsumsi makan lokal bernutrisi.

Baca Juga: Waspada! Konsumsi Vitamin D Setiap Hari Berbahaya Bagi Tubuh, Simak Penjelasan Profesor Zubairi

Hal tersebut disampaikan dr. Pandu Riono menanggapi kabar minum vitamin D berlebihan yang bisa menyebabkan keracunan.

“Hindari konsumsi suplementasi apapun, vitamin atau herbal, dapat membahayakan,” kata dr. Pandu Riono sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @drpriono1, Rabu, 18 Agustus 2021.

“Tolak resep vitamin dari siapapun. Konsumsi makanan lokal yang bernutrisi,” ujarnya melanjutkan.

vitaminBaca Juga: Cara Membuat Serum Vitamin E DIY untuk Kebutuhan Kulit agar Cerah Alami

Dalam kabar tersebut, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan dampak bahaya yang ditimbulkan akibat konsumsi vitamin D secara berlebihan.

“Pada dasarnya vitamin D itu penting. Tapi asupan vitamin D yang sangat tinggi bisa berbahaya,” kata Zubairi Djoerban sebagaimana dikutip dari Twitter @profesorZubairi, Rabu, 18 Agustus 2021.

Zubairi Djoerban meminta jangan mengkampanye berlebihan bahwa vitamin D ampuh mengatasi Covid-19. Pasalnya hingga ini claim tersebut belum terbukti secara ilmiah.

Baca Juga: Isolasi Mandiri, Ini Daftar Vitamin dan Obat Rekomendasi Kemenkes bagi Pasien Covid-19

Zubairi Djoerban menuturkan bahwa pernah ada seorang dokter yang keracunan akibat vitamin D berlebih.

Adapun gejala keracunan tersebut seperti muntah, mual, sakit perut dan sariawan.

Maka dari itu Zubairi Djoerban merasa perlu memberikan edukasi kembali terkait perlu tidaknya konsumsi vitamin D.

Ia juga tak menampik bahwa fakta berdasarkan data WHO (World Health Organization (WHO) bahwa kadar vitamin D orang Indonesia masih tergolong rendah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa, 13 Juli 2021: Gemini dan Cancer, Ingin Kulit Sehat? Perbanyak Konsumsi Vitamin C dan E

Disebutkan dari data tersebut, rata-rata kadar vitamin D penduduk Indonesia cukup rendah yakni 17,2. Padahal, kadar normal vitamin D dalam tubuh itu antara 30 hingga 60 nanogram per mililiter.

Zubairi Djoerban mengingatkan jangan salah mengartikan data tersebut dengan cara malah mengkonsumsi vitamin D setiap hari, tapi cukup konsumsi sesuai kebutuhan.

“Jumlah vitamin D harian yang direkomendasikan adalah 400 IU untuk anak hingga usia 1 tahun, 600 IU untuk usia 1–70 tahun, dan 800 IU untuk usia 70 ke atas,” kata Zubairi Djoerban.

Selain dari berjemur, kebutuhan vitamin D bisa didapatkan dengan cara konsumsi susu atau kuning telur.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler