Penelitian Terbaru Sebut Omicron Dapat Sebabkan Croup Parah Pada Anak

19 Maret 2022, 09:38 WIB
Ilustrasi varian Covid-19 Omicron. /Pixabay/Alexandra_Koch

PR BEKASI – Sebuah penelitian terbaru menunjukan bahwa virus Covid-19 varian Omicron diketahui dapat menyebabkan croup parah pada anak kecil hingga memerlukan rawat inap.

Hal tersebut dikatakan oleh rekan penulis penelitian, dr. Ryan Brewster dari Rumah Sakit Anak Boston dan Pusat Medis Boston.

"Tingkat rawat inap yang relatif tinggi dan jumlah besar dosis obat yang dibutuhkan pasien croup Covid-19 kami menunjukkan bahwa virus itu dapat menyebabkan croup yang lebih parah dibandingkan dengan virus lain," katanya.

Baca Juga: Lokasi Vaksinasi Booster di Bekasi 19 Maret 2022, Tersedia Juga Dosis 1 dan 2

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan pilihan pengobatan terbaik untuk anak-anak ini," tambahnya

Dalam hasil penelitian yang dirilis di jurnal Pediatrics tersebut, tercatat ada 75 anak yang masuk ke unit gawat darurat Rumah Sakit Anak Boston akibat menderita croup dan Covid-19 dalam kurun 1 Maret 2020 dan 15 Januari 2022.

Croup sendiri merupakan penyakit pernapasan yang biasanya umum menjangkiti bayi dan anak kecil yang terjadi ketika pilek dan infeksi virus lainnya menyebabkan peradangan dan pembengkakan di sekitar kotak suara, tenggorokan, dan saluran bronkial.

Baca Juga: Rahasia One Piece 1044: Sanji Bangkitkan Api Hitam, Lebih Panas dari Api Magma Akainu

Hal ini ditandai dengan batuk menggonggong yang khas dan kadang-kadang napas bernada tinggi.

Dalam kasus crup yang parah, anak-anak dapat kesulitan bernapa yang disebabkan oleh penyempitan pernapasan.

Sebagian besar anak-anak dalam penelitian ini berusia di bawah 2 tahun, dan 72 persen adalah anak laki-laki.

Namun, terdapat satu anak dengan virus flu biasa dan tidak ada yang terinfeksi virus selain Covid-19.

Baca Juga: Info Vaksin Booster di Bekasi Hari Ini, 19 Maret 2022: Catat Lokasinya

Lebih dari 80 persen kasus croup terjadi setelah varian Omicron menjadi varian virus Covid-19 yang dominan di Amerika Serikat.

"Ada gambaran yang sangat jelas dari saat varian Omicron menjadi varian dominan hingga saat kami mulai melihat peningkatan jumlah pasien croup," kata Brewster, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari UPI.

Tak satu pun dari anak-anak meninggal akibat croup dan Covid-19, tetapi sembilan anak yang dirawat di rumah sakit dan empat dari pasien tersebut memerlukan perawatan intensif.

Sebelum Covid-19, kurang dari 5 persen anak-anak dengan croup dirawat di rumah sakit, dan hanya 1 sampai 3 persen persen pasien rawat inap yang memerlukan intubasi.

Baca Juga: One Piece 1044: Misi Rahasia Aokiji Akan Terungkap, Sword Bergabung dengan Aliansi Luffy

Deksametason steroid diberikan kepada 97 persen anak-anak dalam penelitian ini, dan 29 persen dari mereka yang dirawat di unit gawat darurat.

Semua dari mereka yang dirawat di rumah sakit menerima epinefrin rasemat melalui nebulizer, yang disediakan untuk kasus croup sedang atau berat.

Anak-anak yang dirawat di rumah sakit membutuhkan rata-rata enam dosis deksametason dan delapan perawatan epinefrin nebulisasi untuk mengendalikan gejala croup mereka, lebih dari yang biasanya dibutuhkan untuk croup tanpa Covid-19

Sementara croup ringan dapat diobati di rumah dengan kabut dari pelembab udara atau uap dari mandi air panas.

Baca Juga: Ramalan Shio Babi, Ayam, Anjing, Monyet Besok Sabtu, 19 Maret 2022: Lepaskan Semua Energi Negatif

Namun, para orang tua harus segera mencari perawatan medis jika anak mereka mengalami gejala batuk menggonggong, kesulitan bernapas, kelelahan, mengantuk, bibir dan ujung jari berwarna biru, serta suhu panas tinggi lebih dari tiga hari.

Sementara banyak virus dapat menyebabkan croup, orang tua harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa anak mereka menderita Covid-19 dan mempertimbangkan untuk menguji mereka dan anggota keluarga lainnya.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: UPI

Tags

Terkini

Terpopuler