Peneliti Florida Ingatkan untuk Jangan Lepas Masker meski Pakai Face Shield

4 September 2020, 18:42 WIB
Ilustrasi pemakaian face shield dan masker. /USA Today/

PR BEKASI - Bagi sebagian orang di tengah pandemi COVID-19, mengenakan masker bukanlah hal yang membuat nyaman, panas, dan menyulitkan bernapas sehingga memakai face shield atau pelindung wajah menjadi pilihan.

Namun, pelindung wajah ini tidak pernah dimaksudkan untuk digunakan sendiri demi mencegah penyebaran infeksi virus termasuk SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang ditularkan melalui udara.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com Antara, Jumat, 4 Agustus 2020, benda ini harus digunakan bersama dengan masker untuk perlindungan optimal.

Baca Juga: Tayang Tahun 2021, KBS Umumkan Para Pemeran dan Jalan Cerita di Drama 'Dear M'

Inilah alasan staf rumah sakit dan orang-orang di area berisiko tinggi terkena COVID-19 mengenakan masker dan face shield secara bersamaan.

Pelindung wajah biasanya berupa lembaran plastik bening kaku atau semi-kaku yang melengkung di sekitar wajah Anda, tetapi tidak menempel di samping kulit di pipi atau di bawah mulut Anda.

Alat ini digunakan untuk melindungi pemakainya dari cipratan cairan tubuh yang bisa mengenai mata dan wajah mereka.

Baca Juga: Didukung 9 Parpol, Mantan ASN dan Keponakan Prabowo Maju di Pilkada Tangsel 2020

Di sisi lain, masker, jika dikenakan dengan benar menutupi sekitar hidung, pipi, dan dagu untuk menahan tetesan udara masuk dan mencegah tetesan dari luar terhirup.

Peneliti dari Florida Atlantic University College of Engineering and Computer Science melakukan eksperimen untuk melihat bagaimana tetesan bekerja ketika seseorang bersin atau batuk saat mengenakan pelindung wajah tanpa masker.

Akankah pelindung wajah melindungi orang-orang di sekitar mereka? Jawabannya tidak.

Baca Juga: Tersangka Kasus Surat Jalan Palsu Djoko Tjandra, Masa Penahanan Prasetijo dan Anita Diperpang

Menurut peneliti, face shield menghentikan percikan tetesan setelah bersin atau batuk dan tetesan itu kemudian bergerak melintasi pelindung dan menyebar ke sisi dan bawahnya, memasuki lingkungan sekitarnya.

Meskipun masker dapat menyaring tetesan pernapasan saat Anda menarik napas, ruang terbuka di sekitar pelindung wajah memungkinkan aliran udara yang mungkin terkontaminasi di bawah pelindung bisa Anda hirup.

Para peneliti mengamati masker berkatup yang menurut produsen lebih nyaman untuk bernapas dan sama amannya dengan masker biasa.

Baca Juga: Fokus Tangani Kasus Covid-19 di Pabrik-pabrik Bekasi, Ridwan Kamil: Bukan Berawal di Tempat Kerja

Ini tidak sama dengan masker resmi N-95, yang dirancang khusus untuk keamanan optimal.

Mereka menemukan, masker berkatup tidak menyaring virus apa pun.

Jadi setiap kali Anda bernapas, jika Anda terkena virus, virus itu dikirim ke luar masker, ke tempat terbuka.

Baca Juga: Lindungi Anak-anak dari Merokok, Kak Seto: Kita Terus Digempur Iklan Rokok

"Mungkin lebih baik menggunakan kain berkualitas tinggi atau masker bedah yang memiliki desain polos, daripada pelindung wajah dan masker yang dilengkapi dengan katup napas." kata para peneliti, Kamis, 3 September 2020.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler