Perempuan Wajib Tahu, Begini Cara Bedakan Rasa Sakit karena Haid dan Gejala Kanker Payudara

4 Oktober 2020, 22:54 WIB
Ilustrasi simbol perempuan yang mengalami kanker payudara. /PIXABAY/

PR BEKASI - Menjaga organ reproduksi memang sangat penting dilakukan. Terlebih bagi perempuan yang memiliki sistem reproduksi lebih kompleks.

Pada saat menjelang datang bulan bagi sebagian perempuan ditandai dengan mastalgia alias rasa nyeri yang muncul di payudara.

Selain karena menjelang datang bulan, ternyata rasa sakit pada payudara bisa mengindikasikan kanker payudara.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan dan Link Live Streaming MU vs Totenham Hotspur, Minggu 4 Oktober 2020

Lantas bagaimana cara membedakan rasa sakit biasa (menjelang haid) dengan rasa sakit yang harus diwaspadai sebagai gejala kanker payudara saat melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Dokter Nadhira Afifa, lulusan Universitas Harvard, mengatakan salah satu ciri kanker payudara yang bisa dideteksi lewat SADARI adalah adanya benjolan.

"Benjolan ini biasanya tepinya tegas, berbentuk bulat dan keras, tidak bisa digeser-geser (immobile)," katanya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara pada Minggu, 4 Oktober 2020.

Baca Juga: Terkam Seorang Pria, Singa Jantan Buat Pengunjung Kebun Binatang Ketakutan

Benjolan yang bersifat kanker biasanya tidak terasa nyeri, katanya. Namun bila terasa nyeri, bisa jadi benjolan itu sebetulnya tumor jinak atau akibat dari infeksi, hal lain di luar kanker.

Ciri lain dari kanker payudara, lanjut Nadhira, adalah kulit yang mengerut seperti kulit jeruk. Selain itu, puting pun masuk ke dalam dan di sekitarnya mengerut.

Payudara juga mengeluarkan cairan, biasanya berupa darah. Nadhira mengingatkan kepada setiap perempuan untuk aktif melakukan deteksi dini dengan SADARI, memeriksa apakah ada perubahan pada payudara yang harus diperiksa dokter.

Baca Juga: Jelang Pengesahan RUU Ciptaker, Airlangga Hartanto: Pemerintah Jamin Prioritaskan UMKM dan Pekerja

BKKBN menyarankan perempuan untuk melakukan SADARI dilakukan antara waktu 7 hari - 10 hari setelah pertama haid atau sesudah selesai haid.

Serta rutin melakukan pemeriksaan oleh tenaga medis minimal 3 tahun sekali untuk rentan usia 20-40 tahun dan 1 tahun sekali bagi perempuan di atas 40 tahun.

Sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun. Selain usia, faktor lain yang membuat seseorang berisiko terkena kanker payudara adalah genetika.

Baca Juga: Tak Mau Ikutan Aksi Demo Bersama Serikat Lain, KSBSI: Aksi Mogok Nasional Rugikan Buruh

Mereka yang punya riwayat keluarga mengalami kanker payudara juga berisiko terkena hal yang sama.

Pemakaian kontrasepsi oral dalam jangka waktu panjang, perempuan yang haid di bawah umur 12 tahun dan punya riwayat tumor jinak juga lebih berisiko.

Penyakit ini juga berisiko dialami orang yang melahirkan pertama kali di atas umur 35 tahun, menopause di atas usia 52 tahun, serta menjalani gaya hidup tak sehat yang berakibat obesitas, merokok dan jarang berolahraga.

Baca Juga: Dukung Perdamaian Internasional, Retno Marsudi Sebut 3 Hal Penting Penghapusan Senjata Nuklir

Rajin berolahraga, mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan serta alkohol juga memperbanyak konsumsi sayur dan buah jadi upaya untuk mencegah resiko terkena kanker.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler