Besok Maulid Nabi Bertepatan dengan Puasa Senin-Kamis, Apakah Ada Keutamaan Khusus Jika Berpuasa?

28 Oktober 2020, 11:27 WIB
Ilustrasi ibadah puasa Senin Kamis. //PIXABAY/Mohamed_Hassan/

PR BEKASI - Umat Islam tentunya selalu mengenang peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, Maulid Nabi yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal.

Pada Tahun 2020 kali ini, Maulid Nabi akan jatuh pada Kamis, 29 Oktober 2020. Namun timbul beberapa pertanyaan apakah ada keutamaan khusus jika berpuasa senin-kamis yang kebetulan bertepatan dengan Maulid Nabi.

Pertama, kita memang dianjurkan puasa setiap hari senin dan kamis. Puasa ini lazimnya dilakukan setiap pekan.

Baca Juga: Gerebek Praktik Sabung Ayam, Seorang Petugas Polisi Tercakar Ayam hingga Regang Nyawa

Dari Abu Qatadah al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang kebiasaan beliau berpuasa hari senin. Beliau menjawab,

"Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan hari aku diutus." (HR. Muslim).

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Konsultasi Syariah, Rabu, 28 Oktober 2020, dalam riwayat lain, dalam sebuah hadis dari Usamah bin Zaid, beliau ditanya tentang alasan sering melaksanakan puasa senin dan kamis. Jawab beliau.

Baca Juga: Nama Sandiaga Uno Belakangan Muncul sebagai Caketum, Pengamat: PPP Punya Alasan Cukup Kuat

"Dua hari ini dilaporkan amal kepada Rabbul alamin, dan aku ingin, ketika amalku dilaporkan, aku dalam kondisi puasa." (HR. An-Nasa’i, dan dinilai hasan shahih oleh al-Albani).

Berdasarkan hadis ini, sebagian ulama menyimpulkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa sunah hari senin kamis karena dua alasan,

1. Karena pada hari itu amal para hamba dilaporkan kepada Allah, dan beliau ingin ketika amal beliau dilaporkan, beliau dalam kondisi puasa.

Baca Juga: Beri Ucapan Selamat Gus Nur Ditangkap, Ngabalin: Kami Doakan Agar Sahabatmu Refly Bisa Nyusul Kau

2. Pada hari itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan dan diutus oleh Allah. Maka beliau puasa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.

Namun sekali lagi, puasa senin yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu, dikerjakan setiap pekan dan bukan setahun sekali. Sehingga ketika kita hendak mewujudkan rasa syukur seperti yang beliau lakukan, selayaknya puasa senin-kamis itu kita lakukan secara rutin.

Kedua, terdapat banyak puasa sunah yang dianjurkan dalam Islam. Dan secara umum, puasa sunah dalam islam dibagi menjadi dua:

Baca Juga: Unggah Video Sikap Erdogan Terhadap Prancis, Yusuf Mansur Minta Jokowi dan Retno Marsudi Ambil Sikap

1. Puasa sunah mutlak

Puasa sunah mutlak adalah puasa sunah yang dikerjakan tanpa dibatasi waktu maupun tempat tertentu. Artinya bisa dikerjakan kapanpun selama tidak bertepatan dengan hari terlarang puasa, seperti hari raya, hari tasyrik, hari Jumat saja, atau hari Sabtu saja.

2. Puasa sunah muqayad

Puasa sunah muqayad adalah puasa sunah yang dikerjakan pada hari tertentu, berdasarkan anjuran dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Puasa ini ada yang tahunan, ada yang bulanan, dan ada yang mingguan.

Baca Juga: Hari Sumpah Pemuda, Simak Isi Naskah dan Kutipan Inspiratif dari Tokoh-tokoh Nasional

Seperti puasa Asyura di setiap tanggal 10 Muharam, puasa Arafah di setiap tanggal 9 Dzulhijjah, puasa Senin-Kamis setiap pekan, puasa hari putih (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan), 6 hari di bulan Syawal, puasa Sya’ban, dst.

Dari sekian banyak puasa sunah muqayad yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ada yang namanya puasa hari maulid. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan puasa tahunan.

Demikian pula, tidak kita jumpai beliau atau para sahabat melaksanakan puasa di hari maulid. Ini semua menunjukkan bahwa puasa maulid jatuh pada tanggal 12 rabi’ul awal, bukan termasuk puasa yang disyariatkan. Terlebih, para ulama ahli sejarah berbeda pendapat tentang tanggal lahirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Baca Juga: Informasi Jadwal Pemadaman Listrik Kota dan Kabupaten Bekasi Rabu, 28 Oktober 2020

Kecuali jika tanggal 12 rabiul awal jatuh pada hari kamis, seperti saat ini (24 januari 2013). Kita dianjurkan untuk melaksanakan puasa kamis, bukan karena ini hari maulid, namun karena hari ini adalah hari kamis.

Namun satu catatan, tidak boleh kita yakini, puasa hari kami saat ini memiliki nilai lebih atau keutamaan tambahan, karena alasan bertepatan dengan hari maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.***

Editor: Ikbal Tawakal

Tags

Terkini

Terpopuler