Tidur pada waktu ini berisiko mengurangi daya aktif akal pelakunya. Dalam salah satu hadis dijelaskan:
مَنْ نَامَ بَعْدَ الْعَصْرِ فَاخْتُلِسَ عَقْلُهُ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
“Barang siapa tidur setelah waktu Ashar, lalu hilang akalnya, maka jangan pernah salahkan kecuali pada dirinya sendiri” (HR Ad-Dailami).
Meski para ulama menghukumi hadis di atas sebagai hadis dlaif namun hadis di atas masih relevan dalam konteks fadla’il al-a’mal (perbuatan keutamaan).
3. Waktu tidur yang tidak dianjurkan ketiga, adalah tidur sebelum melaksanakan salat isya’
Dalam salah satu hadis shahih dijelaskan:
كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ العِشَاءِ وَالحَدِيثَ بَعْدَهَا البخاري
“Sesungguhnya Rasululullah tidak senang tidur sebelum salat Isya’ dan berbincang-bincang setelah salat Isya'” (HR al-Bukhari).