Lockdown Covid-19 Kurangi Polusi Ozon hingga 2 Persen, Tingkatkan Kualitas Udara Dunia

- 15 Juni 2021, 09:40 WIB
Ilustrasi kualitas udara di dunia membaik ketika lockdown Covid-19 diterapkan.
Ilustrasi kualitas udara di dunia membaik ketika lockdown Covid-19 diterapkan. /Josep Monter/PIXABAY

PR BEKASILockdown Covid-19 tahun lalu tidak hanya menyelamatkan banyak orang dari Covid-19, tetapi juga menyebabkan penurunan polusi ozon secara tiba-tiba.

Perkiraan baru dari NASA mengungkapkan polusi udara ozon pada Mei dan Juni 2020 turun hingga 2 persen selama lockdown Covid-19 berlangsung sebagian besar mengurangi emisi di Asia dan Amerika.

Meski terdengar kecil, tetapi para ahli mengatakan penurunan sebesar 2 persen setidaknya membutuhkan waktu 15 tahun untuk dicapai, bahkan di bawah skema pengurangan emisi yang paling agresif yang diusulkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim.

Baca Juga: Gawat! Lapisan Ozon Antartika Kian Tipis, Peneliti: Sudah Sentuh Batas Maksimum untuk Pertama Kali

Jessica Neu, yang meneliti komposisi kimia atmosfer di Jet Propulsion Laboratory NASA terkejut dengan hasil yang didapat akibat lockdown Covid-19.

"Saya benar-benar terkejut melihat seberapa besar dampaknya terhadap ozon global," kata Jessica Neu seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Scince Alert pada Selasa, 15 Juni 2021

Ozon di atmosfer tidak selalu berarti buruk. Jika berada diposisi Lebih tinggi, ozon melindungi planet Bumi dari kekuatan penuh Matahari.

Baca Juga: Ilmuwan Jepang Klaim Ozon Efektif Netralisir Partikel Virus Corona

Namun jika berada dibawah ozon dapat mengiritasi paru-paru dan meningkatkan risiko orang meninggal karena penyakit kardiovaskular atau pernapasan .

Ozon bukanlah polutan yang manusia pancarkan langsung ke atmosfer terbentuk ketika sinar matahari berinteraksi dengan nitrogen oksida (NOx), yang dilepaskan ke udara dari mobil, pabrik, pembangkit listrik, dan kilang.

Mengumpulkan beberapa data satelit dari tahun 2020 ke dalam empat model reaksi atmosfer, tim menemukan emisi NOx surut sejalan dengan lockdown Covid-19 di dunia. Pada bulan April dan Mei, misalnya, emisi global turun setidaknya 15 persen.

Baca Juga: Kabar Baik, Lapisan Ozon Bumi yang Berlubang Kini Kembali Menutup

Negara-negara yang memiliki lockdown Covid-19 paling ketat pada akhirnya menunjukkan pengurangan emisi terbesar dalam nitrogen oksida.

Di China, misalnya, perintah lockdown pada awal tahun menghasilkan penurunan 50 persen pada polutan tersebut.

Ketika tindakan karantina kemudian diberlakukan di Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Asia Barat, emisi NOx turun antara 18 dan 25 persen pada bulan April dan Mei.

Baca Juga: Penelitian: Studi Terbaru Tunjukkan Lapisan Ozon Berangsur Pulih

Dampak yang dihasilkan pada atmosfer secara mengejutkan bersifat global dan berlangsung cepat.

Setelah lockdown, model dan data satelit mengungkapkan penurunan cepat dalam produksi ozon, yang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia, membersihkan udara dari polusi ozon setinggi 10 kilometer.

Di troposfer ozon tidak hanya dapat menurunkan kualitas udara, tetapi juga dapat memerangkap panas dan berkontribusi terhadap pemanasan global.

Baca Juga: Ilmuwan Kelautan Ciptakan Teknologi Baru Restorasi Terumbu Karang, Cegah Kerusakan Akibat Perubahan Iklim

Oleh karena itu tim berpikir lockdown Covid-19 tahun lalu memiliki manfaat bagi kualitas udara dan perubahan iklim.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Science Alert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x