Pakar Berikan Penjelasan Soal Mitos Minum Susu Bisa Bersihkan Paru-paru

- 26 Agustus 2021, 14:08 WIB
Pakar sekaligus dokter spesialis patologi anatomi RS Dharmais, dr. Evlina Suzanna, Sp.PA, membantah rutin minum susu bisa bersihkan paru-paru.
Pakar sekaligus dokter spesialis patologi anatomi RS Dharmais, dr. Evlina Suzanna, Sp.PA, membantah rutin minum susu bisa bersihkan paru-paru. /Instagram/@seputar.kesehatan

 

PR BEKASI - Beredar mitos beranggapan bahwa rutin minum susu rutin setiap hari akan bisa membersihkan paru-paru para perokok.

Susu diyakini akan membuat berbagai zat berbahaya yang mengendap di paru-paru hilang.

Pandangan ini mitos atau fakta ya? Jawabannya adalah hanya mitos.

Enggak ada hubungannya antara minum susu dengan proses pembersihan paru-paru para perokok.

Hal tersebut disampaikan dokter spesialis patologi anatomi RS Dharmais, dr. Evlina Suzanna, Sp.PA, dalam virtual media bertema "Hari Kanker Paru Sedunia 2021: Situasi dan Penanganan Kanker Paru pada Masa Pandemi Covid-19", pada Kamis, 26 Agustus 2021.

Baca Juga: Bantu Kesuburuan Pasutri, Berikut Ini Lima Manfaat Susu Kurma untuk Kesehatan Tubuh

"Tidak ada hubungannya minum susu selama seminggu, dua minggu, sebulan dengan pembersihan paru," ujar dia.

Menurutnya, merokok merusak saluran dan kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru.

Ia juga mengatakan, kerusakan yang terjadi bisa mencapai DNA dan perlu waktu sekitar 30 tahun untuk membebaskan DNA ini dari efek buruk akibat merokok.

"Jadi, apabila seseorang telah merokok berat atau ringan itu nanti membebaskan DNA ini dari efek rokok itu berpuluh-puluh tahun," kata dia sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara Kamis, 26 Agustus 2021.

Menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) itu, merokok termasuk faktor utama risiko terjadinya kanker paru.

Baca Juga: Kandungan Susu Bear Brand yang Jadi Rebutan Warga, Ternyata Dapat Sembuhkan Pilek Pada Anak-anak

Seorang perokok berpeluang 20-50 kali lebih tinggi terkena kanker ini dibandingkan mereka yang tidak merokok.

Merokok juga menjadi penyebab 80 persen kematian akibat kanker.

Sementara data dari Johns Hopkins Medicine memperlihatkan, merokok cerutu 5 batang sehari berisiko terkena kanker paru-paru yang sama besarnya dengan merokok dengan rokok biasa satu bungkus sehari.

Sementara itu, merokok pasif bukannya bebas dari risiko kanker. Data menunjukkan, seringnya terpapar asap rokok dari perokok aktif ini meningkatkan risiko terkena kanker paru 20-30 persen.

Di Indonesia, data Global Cancer Statistic (Globocan) tahun 2020 menunjukkan, angka kejadian kanker paru meningkat dari sebelumnya 30.023 pada tahun 2018, menjadi 34.783 pada tahun 2020.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x