Studi Terbaru: Kerja Shift Berpotensi Perlambat Menopause, Timbulkan Risiko Kesehatan

- 25 Maret 2022, 10:11 WIB
Ilustrasi wanita yang terlambat menopause akibat kerja shift.
Ilustrasi wanita yang terlambat menopause akibat kerja shift. /Pexels/KoolShooters

PR BEKASI - Sebuah studi baru dari Kanada mengungkapkan bahwa wanita yang bekerja dengan jadwal shift mungkin akan mengalami late menopause atau terlambat menopause.

Dampak yang ditimbulkan dari terlambatnya menopause bisa mengakibatkan masalah kesehatan.

Masalah kesehatan itu adalah kanker, penyakit jantung, diabetes, dan masalah kesehatan mental seperti depresi.

Para peneliti menduga bahwa bekerja shift dapat mengganggu ritme sirkadian yaitu jam internal yang mengatur proses penting dan fungsi selama 24 jam.

Baca Juga: Misteri One Piece 1045: Pemakan Buah Iblis Luffy Sebelumnya Adalah Manusia Ikan, Jinbei Tahu Sejarah Nika

Dan hal tersebut bisa memicu perubahan produksi estrogen dalam tubuh.

"Kita semua tahu bahwa masyarakat atau komunitas mana pun tidak dapat bertahan tanpa kerja shift," kata Durdana Khan selaku kandidat doktor dalam kinesiologi dan ilmu kesehatan di York University di Toronto.

Ia mengatakan bahwa para pekerja pasti membutuhkan kerja shift, tetapi hal itu bisa berdampak negatif terhadap kesehatan.

"Saya pikir semua wanita harus menyadari dampak kerja shift pada kesehatan mereka," katanya.

Baca Juga: Misteri One Piece 1044, Pernah Bertemu di Zou, Kenapa Zunisha Baru Menyebut Luffy Sebagai Joy Boy di Wano?

Selain itu, literatur sebelumnya juga telah mencatat bahwa kerja shift dapat mengganggu siklus menstruasi.

Untuk studi tersebut, para peneliti menganalisis data dari 3.700 wanita premenopause yang merupakan bagian dari studi penuaan jangka panjang di Kanada.

Mereka mempertimbangkan paparan keseluruhan untuk kerja shift, serta paparan dalam pekerjaan wanita saat ini.

Secara keseluruhan, hampir sekira 20 persen wanita bekerja dengan sistem shift baik itu shift malam, bergilir atau tidak teratur.

Baca Juga: Italia Gagal ke Piala Dunia Lagi, Cristiano Ronaldo dan Portugal Berpeluang Lolos

Studi tersebut mencatat bahwa persentase tersebut sama seperti di antara semua pekerja aktif di Amerika Utara dan Eropa.

Sementara penelitian lain juga menunjukkan bahwa ovulasi dan kesuburan dapat terpengaruh ketika jam tubuh wanita terganggu.

Paparan cahaya buatan yang berlebihan pada malam hari dapat menekan hormon tidur melatonin dan mempengaruhi ovulasi.

Sedangkan rata-rata seorang wanita memasuki menopause pada usia 52 tahun.

Baca Juga: Rusia Batasi Akses ke Google News, Diduga Ada Informasi Palsu soal Operasi Militer di Ukraina

Khan menyarankan studi di masa depan harus memasukkan beberapa faktor reproduksi seperti menyusui dan menarche (menstruasi pertama seorang gadis).

"Studi di masa depan harus fokus pada beberapa aspek yang sangat penting dari kerja shift yang tidak dapat kami ukur karena tidak tersedia dalam data kami seperti jenis dan arah shift bergilir, jumlah kerja shift malam berturut-turut, dan jumlah hari libur di antara shift kerja," kata Khan.

Namun bukan berarti terlambatnya menopause sepenuhnya bisa berakibat buruk.

Sisi positifnya adalah bagi wanita yang mengalami keterlambatan menopause bisa memelihara kesehatan tulang dan otak.

Baca Juga: Kejutan One Piece 1044, Rahasia Mythical Zoan Luffy Ungkap Cara Buah Iblis Hidup di Benda Mati

Wanita yang terlambat menopause secara alami tidak terlalu rentan terhadap sejumlah penyakit degeneratif seperti osteoporosis dan demensia.

Selain itu yang mengalami menopause lebih awal bisa menambah risiko berbagai masalah kesehatan termasuk osteoporosis dan penyakit jantung.

Peneliti dari jurnal North American Menopause Society (NAMS) mencatat bahwa faktor sosial dan demografis yang dapat menyebabkan menopause lebih awal adalah kelebihan berat badan atau perokok.

Stephanie Faubion, direktur medis NAMS, mengatakan bahwa lebih banyak penelitian dapat membantu menentukan perubahan pada awal menopause.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Misteri One Piece 1044 hingga Update Corona Indonesia Hampir 6 Juta

Hal itu secara langsung berkaitan dengan perubahan ritme sirkadian atau disebabkan oleh sosiodemografi lainnya.

"Rentang hidup reproduksi dan durasi produksi estrogen berdampak pada kesehatan otak, tulang, jantung, dan payudara," kata Faubion.

Selain itu, menopause dini akan mengurangi risiko kanker payudara karena memiliki lebih sedikit paparan estrogen dan bisa meningkatkan risiko kesehatan lainnya.

Faubion mencatat bahwa mungkin sulit bagi seorang wanita untuk melihat kesimpulan yang jelas dari penelitian ini.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Jumat 25 Maret 2022: Insert, Bikin Laper, Dunia Punya Cerita

Pasalnya wanita tidak dapat mengubah kapan dia akan mengalami menopause dengan cara apa pun selain dengan mencoba menjalani hidup yang sehat.

Namun, wanita yang mengalami tanda-tanda menopause dini biasanya mengalami menstruasi yang tidak teratur, hot flashes, keringat malam, dan perubahan suasana hati.

Menopause dini biasanya dialami oleh wanita yang berusia di bawah 40 tahun, dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman UPI pada 25 Maret 2022.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: UPI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x