Network
PR BEKASI - Kecemasan adalah bentuk respons alami dari tubuh terhadap stres, seperti perasaan takut atau khawatir yang berasal dari genetika, lingkungan, bahkan hingga kimia otak.
Beberapa gejala umum kecemasan meliputi peningkatan denyut jantung, pernapasan cepat, kegelisahan, dan kesulitan berkonsentrasi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa kecemasan dapat muncul dengan sendirinya dalam cara yang berbeda bagi semua orang.
Baca Juga: Bermodal Proposal Masjid, Viral Pengemis di Gorontalo Miliki Tabungan Rp490 Juta di 2 Bank
Seseorang mungkin merasakan kupu-kupu terbang di perut mereka saat mengalami kecemasan.
Tanda kecemasan bagi orang lain mungkin mengalami serangan panik, mimpi buruk, atau pikiran yang menyakitkan.
Dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Healthline, berikut 10 cara yang direkomendasikan dapat mengurangi kecemasan secara alami.
Baca Juga: Mitch Evans Berhasil Menaiki Podium Jakarta E-Prix 2022 Sebagai Juara
1. Minum teh chamomile
Secangkir teh chamomile berfungsi untuk menenangkan saraf yang tegang dan meningkatkan kualitas tidur.
Studi tersebut menemukan orang yang mengonsumsi kapsul chamomile Jerman (220 miligram hingga lima kali sehari) memiliki pengurangan gejala kecemasan daripada mereka yang diberi plasebo.
Baca Juga: Formula E Jakarta 2022 Dongkrak Perekonomian, Lapak UMKM di Sekitar Sirkuit Ancol Laris Manis
2. Berhenti merokok
Mengisap rokok dapat memperburuk kecemasan dari waktu ke waktu dan semakin tinggi risiko Anda terkena gangguan kecemasan karena nikotin dan bahan kimia lain dalam asap rokok mengubah pola pikir di otak dengan kecemasan.
3. Batasi asupan kafein
Mirip dengan alkohol, kafein dan kecemasan sering dikaitkan, karena kemampuan kafein untuk mengubah kimia otak dan meningkatkan kewaspadaan dengan menghalangi adenosin kimia otak, yang membuat Anda merasa lelah, sekaligus memicu pelepasan adrenalin.
Baca Juga: Tol Jakarta-Cikampek Direkontruksi, Pengguna Jalan Diimbau Berhati-hati
4. Prioritaskan istirahat malam yang baik
Anda dapat menjadikan tidur sebagai prioritas dengan meyakini beberapa hal berikut ini.
- hanya tidur di malam hari ketika kamu lelah.
- tidak membaca atau menonton televisi di tempat tidur.
Baca Juga: Kereta Api di Sri Lanka Alami Kecelakaan, Tergelincir karena Gajah Liar Melintas
- tidak menggunakan ponsel, tablet, atau komputer di tempat tidur.
- tidak berguling-guling di tempat tidur atau pergi ke kamar lain jika tidak bisa tidur.
- menghindari kafein, makan besar, dan nikotin sebelum tidur.
- menjaga kamar Anda gelap dan sejuk.
Baca Juga: Peringkat Bajak Laut Paling Terkenal di Semesta One Piece, dari Gol D. Roger hingga Kapten John
- tuliskan kekhawatiranmu sebelum tidur.
- akan tidur pada waktu yang sama setiap malam.
5. Meditasi dan latih perhatian penuh
Penelitian dari John Hopkins, mantan pembalap MotoGP menunjukkan 30 menit meditasi setiap hari dapat mengurangi beberapa gejala kecemasan dan bertindak sebagai antidepresan.
6. Tetap aktif
Olahraga teratur sangat membantu kesehatan mental Anda dan dipercaya lebih terlindungi dari gejala kecemasan yang berkembang, karena dapat mengalihkan perhatian Anda dari sesuatu yang membuat Anda cemas.
7. Makan makanan yang seimbang
Kadar gula darah rendah, dehidrasi, atau bahan kimia dalam makanan olahan, seperti perasa buatan, pewarna buatan, dan pengawet, dapat menyebabkan perubahan suasana hati pada beberapa orang, serta diet tinggi gula juga dapat memengaruhi temperamen.
8. Latih pernapasan dalam
Baca Juga: Link Nonton Itaewon Class Episode 1-16, Drakor yang Akan Dibuat Versi Remake Jepang
Pernapasan yang dangkal dan cepat sering muncul saat orang merasa cemas, sehingga menyebabkan detak jantung yang cepat, pusing atau sakit kepala ringan, atau bahkan serangan panik.
9. Cobalah aromaterapi
Aromaterapi adalah pengobatan penyembuhan holistik menggunakan ekstrak tumbuhan alami dan minyak esensial untuk meningkatkan kesejahteraan pikiran, tubuh, dan jiwa, serta kesehatan fisik dan emosional.
10. Hindari alkohol
Baca Juga: Hormon Tubuh Kurang Stabil, Lakukan 9 Tips Alami Berikut agar Kembali Normal
Minum berlebihan dapat mengganggu keseimbangan neurotransmiter, yang bertanggung jawab untuk kesehatan mental yang positif, sehingga menciptakan ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan gejala kecemasan tertentu.***
