Penyakit Tidak Menular Hantui Generasi Muda, Berpotensi Ganggu Stabilitas Bonus Demografi 2030

- 6 Juli 2020, 08:37 WIB
Ilustrasi milenial.*
Ilustrasi milenial.* /Pixabay

Baca Juga: Bahaya, Segera Hapus 21 Aplikasi Berikut karena Data Anda Berpotensi untuk Dicuri 

"PTM sangat memprihatikan karena kalau dulu anggapannya kan pada orang tua, tapi sekarang trennya mulai naik pada usia 10 sampai 14 tahun," kata Cut.

Ancaman ini, menurut Cut, akan berdampak besar bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan perekonomian Indonesia ke depan.

Karena, di tahun 2030-2040 mendatang, Indonesia akan menghadapi bonus demografi dengan usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan kelompok usia nonproduktif.

Namun, apabila tren Penyakit Tidak Menular usia muda naik, maka upaya Indonesia untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas menuju Indonesia maju pada 2045 mendatang, sulit tercapai.

Baca Juga: 99 Daerah di Indonesia Kini Berstatus di Zona Hijau COVID-19 

"Kita kan sebentar lagi menghadapi bonus demografi, yang kita harapkan pada usia-usia produktif yang tidak hanya cerdas secara akademis tapi juga sehat karena sehat itu modal awal produktivitas," kata Cut.

Cut mengungkapkan masih tingginya prevalensi Penyakit Tidak Menular di Indonesia disebabkan gaya hidup yang tidak sehat.

Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 95,5 persen masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah.

Kemudian 33,5 persen masyarakat kurang aktivitas fisik, 29,3 persen masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31 persen mengalami obesitas sentral, dan 21,8 persen terjadi obesitas pada dewasa.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Kemenkes RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x