Ciri lain dari kanker payudara, lanjut Nadhira, adalah kulit yang mengerut seperti kulit jeruk. Selain itu, puting pun masuk ke dalam dan di sekitarnya mengerut.
Payudara juga mengeluarkan cairan, biasanya berupa darah. Nadhira mengingatkan kepada setiap perempuan untuk aktif melakukan deteksi dini dengan SADARI, memeriksa apakah ada perubahan pada payudara yang harus diperiksa dokter.
Baca Juga: Jelang Pengesahan RUU Ciptaker, Airlangga Hartanto: Pemerintah Jamin Prioritaskan UMKM dan Pekerja
BKKBN menyarankan perempuan untuk melakukan SADARI dilakukan antara waktu 7 hari - 10 hari setelah pertama haid atau sesudah selesai haid.
Serta rutin melakukan pemeriksaan oleh tenaga medis minimal 3 tahun sekali untuk rentan usia 20-40 tahun dan 1 tahun sekali bagi perempuan di atas 40 tahun.
Sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun. Selain usia, faktor lain yang membuat seseorang berisiko terkena kanker payudara adalah genetika.
Baca Juga: Tak Mau Ikutan Aksi Demo Bersama Serikat Lain, KSBSI: Aksi Mogok Nasional Rugikan Buruh
Mereka yang punya riwayat keluarga mengalami kanker payudara juga berisiko terkena hal yang sama.
Pemakaian kontrasepsi oral dalam jangka waktu panjang, perempuan yang haid di bawah umur 12 tahun dan punya riwayat tumor jinak juga lebih berisiko.
Penyakit ini juga berisiko dialami orang yang melahirkan pertama kali di atas umur 35 tahun, menopause di atas usia 52 tahun, serta menjalani gaya hidup tak sehat yang berakibat obesitas, merokok dan jarang berolahraga.