Buntut Tolak Pembangunan Masjid, Umat Kristen dan Islam di Georgia Bentrok

16 Januari 2021, 07:18 WIB
Ilustrasi masjid. /PIXABAY/Konevi/

PR BEKASI - Konflik antarumat beragama masih ditemukan di sejumlah negara. Diduga konflik seperti ini adalah karena lemahnya toleransi antarumat beragama.

Seperti halnya warga Georgia yang dikejutkan oleh adanya bentrokan umat Kristen dan umat Islam di sebuah desa di Kota Chokhatauri.

Sebelumnya, dikabarkan bahwa umat Islam di sana berencana untuk membangun masjid. Namun, hal tersebut diduga mendapat penentangan dari umat Kristen setempat.

Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Jokowi Alami Kejang Lalu Meninggal Dunia Usai Disuntik Vaksin, Ini Faktanya

Peristiwa yang berlangsung pada 12 Januari 2021 lalu, menyebabkan tiga orang termasuk anak-anak mengalami luka karena terkena lemparan batu.

"Yang terluka dibawa ke rumah sakit. Pada sore hari di hari yang sama," kata petugas Kementerian Dalam Negeri Georgia, sebagaimana dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Jam News pada Sabtu, 16 Januari 2021.

Sementara itu, Uskup Gereja Metropolitan Baptis Injili Georgia, Malkhaz Songulashvili, mengecam terkait kejadian konflik di desa Buknari itu. Menurutnya, Georgia adalah milik semua orang.

Baca Juga: Jadwal Bulu Tangkis Thailand Open, Hari Ini: Empat Wakil Indonesia Berjuang di Semifinal

Pihaknya juga mengimbau kepada warga negaranya untuk tidak menentang Muslim dan setiap warga memiliki hak termasuk dalam melengkapi bangunan yang sesuai dengan agama mereka.

"Kami mengimbau warga negara kami yang menentang Muslim: negara ini milik semua orang, setiap orang di negara ini memiliki hak untuk menjalankan agamanya, setiap orang berhak untuk melengkapi bangunan keagamaan mereka sesuai dengan agama mereka," kata Songulashvili.

Selanjutnya, Pusat Pendidikan dan Pemantauan Hak Asasi Manusia (EMC) menyerukan kepada negara agar segera meredam konflik.

Baca Juga: Sebut Ramalan Mbak You Soal Jokowi Bohong, Ferdinand Hutahaean: Saya Tidak Kenal Perempuan Ini

Sementara pengacara publik ternama, Nino Lomjaria, mengatakan perseteruan ini kelanjutan dari konflik agama yang terjadi pada 2012 hingha 2016 silam.

"Sayangnya saat itu tidak memiliki konsekuensi hukum," ujarnya.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti alsan penolakan warga Georgia terhadap rencana pembangunan masjid seingga berbuntut konflik.

Baca Juga: Sesar Naik Mamuju Sangat Aktif, BMKG Waspada: Gempa Majene Sulbar Adalah Gempa Berulang

Namun, peristiwa ini mengundang keprihatinan dari masyarakat Georgia lainnya. Mereka yang bersimpati datang ke lokasi untuk mengungkapkan kepeduliannya terhadap umat Islam.

"Kami mengungkapkan solidaritas dengan Muslim. Kami tidak datang (saat) protes," kata Piruz Tsulukidze.

Kondisi peristiwa seperti ini kemudian menjadi perhatian sejumlah negara terkait pentingnya toleransi antarumat beragama untuk menciptakan perdamaian.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Jam News

Tags

Terkini

Terpopuler