Ingin Terus Berikan Pengaruh Usai Tinggalkan Gedung Putih, Donald Trump Akan Dirikan Partai Patriot

20 Januari 2021, 19:52 WIB
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. /The Magazine

PR BEKASI – Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, Donald Trump telah mengatakan dalam beberapa hari terakhir dengan rekan-rekannya akan segera membentuk partai politik baru sesudah pelantikan Presiden AS terpilih ke-46, Joe Biden.

Menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, partai baru tersebut dibuat Donald Trump sebagai upaya untuk terus memberikan pengaruh setelah dia meninggalkan Gedung Putih.

“Tuan Trump membahas masalah ini dengan beberapa ajudan dan orang lain yang dekat dengannya minggu lalu,” kata salah satu sumber yang tidak diketahui namanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Wall Street Journal.

Diketahui, Donald Trump akan menamai partai baru tersebut dengan nama “Partai Patriot” sebagai kendaraan politik barunya.

Baca Juga: Sebut Baru Kali Ini Ada Presiden Berani Terjang Banjir, Ossy Dermawan Sindir Balik Husin Shihab

“Presiden mengatakan dia ingin memberi nama partai baru itu "Partai Patriot," kata dirinya menambahkan.

Rencana pendirian Partai Patriot tersebut muncul setelah beberapa hari terakhir Donald Trump dikabarkan berselisih paham dengan beberapa pimpinan Partai Republik.

Pimpinan Partai Republik yang berselisih dengan Donald Trump termasuk Pimpinan Mayoritas Dewan Senat, Mitch McConnell.

Diketahui, Mitch McConnell pada Selasa, 19 Januari 2021 mengatakan bahwa Donald Trump pantas disalahkan karena memprovokasi pendukungnya dalam kerusuhan 6 Januari 2021 yang menyebabkan korban jiwa di gedung Capitol, Washington DC.

Baca Juga: HNW Sependapat dengan Cuitan SBY soal Drama Politik dan Demokrasi AS

Jajak pendapat menunjukkan Donald Trump mempertahankan dukungan kuat di antara pemilih Partai Republik kelas atas.

Sampai artikel ini dibuat, pihak Gedung Putih menolak berkomentar terkait pendirian partai baru Donald Trump tersebut.

Tidak jelas seberapa serius Donald Trump dalam mendirikan partai baru, yang akan membutuhkan investasi waktu dan sumber daya yang signifikan. 

Donald Trump diketahui memiliki basis pendukung yang besar, beberapa di antaranya tidak terlalu terlibat dalam aktivitas politik Partai Republik sebelum kampanye Donald Trump tahun 2016.

Baca Juga: Bantah Lakukan Genosida terhadap Muslim Uighur, China Sebut Menlu AS Pembohong dan Penipu

Partai ketiga yang merupakan sebutan untuk partai selain Demokrat dan Republik biasanya gagal menarik cukup dukungan untuk memainkan peran utama dalam pemilihan nasional.

Hal tersebut telah dialami oleh dua partai ketiga yang selama ini selalu mengikuti pemilu, yaitu Partai Libertarian dan Partai Hijau.

Bahkan pada pemilu kemarin, kedua partai tersebut tidak mampu mengirimkan wakilnya sebagai Senat AS karena tidak mengantongi suara yang signifikan.

Selain itu, setiap upaya untuk memulai partai baru kemungkinan akan menghadapi oposisi yang intens dari pejabat partai Republik, yang akan marah memikirkan Donald Trump yang menggerus suara dukungan dari kandidat Partai Republik.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: WSJ Magazine

Tags

Terkini

Terpopuler