Mengerikan! Karena Terinfeksi Covid-19, Kedua Kaki Anak Ini Terpaksa Harus Diamputasi

26 Januari 2021, 20:34 WIB
Dae'Shun Jamison, anak laki-laki berusia 10 tahun yang kedua kakinya terpaksa diamputasi akibat terinfeksi Covid-19. /GoFundMe

PR BEKASI - Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun di Michigan, Amerika Serikat (AS)  terpaksa harus diamputasi kedua kakinya akibat terinfeksi virus Corona atau Covid-19.

Dae'Shun Jamison mulanya dinyatakan positif Covid-19 pada awal Desember 2020. Namun menurut ibunya, Brittney Autman, Jamison tidak memiliki gejala apa pun hingga pada 20 Desember, anak itu mulai merasakan sakit kepala.

Jamison diketahui mulai dirawat di rumah sakit pada 21 Desember 2020 dengan suhu tubuh yang mencapai 39 derajat celsius dan kemudian diagnosis dengan sebuah sindrom langka yaitu inflamasi multisistem pada anak-anak atau biasa disebut MIS-C.

Baca Juga: Curigai Transfer Minyak Ilegal, Bakamla Pindahkan Kapal Tanker Iran ke Batam untuk Penyelidikan 

Pengaruh respons imun yang naik turun yang disebabkan oleh Covid-19 justru menyebabkan peradangan di sejumlah bagian tubuh Jamison, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, dan organ gastrointestinal.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebut, hingga saat ini masih belum bisa ditentukan apa penyebab spesifik MIS-C.

Meskipun belum bisa tentukan, namun sejauh ini dari bukti-bukti yang ada, banyak anak  yang didiagnosis MIS-C karena terinfeksi Covid-19 atau berhubungan dekat dengan seseorang yang terinfeksi Covid-19.

Pada malam Natal, Jamison harus memakai ventilator lantaran jantungnya bekerja terlalu keras dan sejumlah organnya mulai mati.

Baca Juga: Manfaat Nyata dari Program Kartu Sembako, Berikut ini Masyarakat yang Berhak Menerimanya 

Tak hanya itu, Jamison juga terpaksa menggunakan mesin dialisis dan ECMO guna menambahkan asupan oksigen ke dalam darahnya dan memompanya ke seluruh tubuhnya.

Saat diintubasi, sirkulasi darah di tangan dan kaki Jamison terhambat sehingga mengalami pembengkakan.

Cairan yang menumpuk di tangan dan kaki Jamison menyebabkan kerusakan yang sangat parah sehingga dokter terpaksa mengamputasi kaki kanannya.

Jamison juga menjalani dialisis dan dihubungkan ke mesin ECMO yang menambahkan oksigen ke darahnya dan memompanya ke seluruh tubuhnya.

Baca Juga: Sebut Pemerintah Terlalu Banyak Propaganda Soal Vaksin, Andi Arief: Tega Benar sama Rakyatnya 

Ibunya, Autman juga telah menggalang dana di GoFundMe untuk membiayai perawatan anaknya Jamison.

Autman menyampaikan, mulanya jari di kaki kirinya Jamison diamputasi pada 30 Desember 2020, beberapa hari kemudian, pada tiga Januari 2021, paru-paru Jamison berangsur membaik sehingga tidak memerlukan ventilator lagi.

Namun nahasnya, pada 12 Januari 2021, Autman mengatakan, Jamison harus mengamputasi kaki kirinya. Kondisi kesehatan ginjalnya pun memburuk.

Autman mengaku kesulitan untuk mendengarkan keluhan anaknya lantaran Jamison mengidap autisme.

Baca Juga: Golongan Ini Jadi Penyebab Kasus Covid-19 Indonesia Tembus 1 Juta, Zubairi Djoerban Beri Pesan Menohok 

"Jamison benar-benar menangis dan itu yang mempengaruhi saya dalam banyak hal, saya tidak percaya ini benar-benar terjadi pada anak saya," ucapnya.

Setelah kedua kakinya diamputasi, Autman mengungkapkan bahwa semua operasi anaknya berjalan dengan baik.

Pada 19 Januari, Autman menyampaikan bahwa luka akibat amputasi kaki kiri dan kanan anaknya sembuh dengan baik dan dia membutuhkan cangkok kulit.

Autman juga mengatakan bahwa pembekuan darah yang terjadi di tangan kanannya yang sudah berlangsung selama dua minggu tak kunjung sembuh, karena pengencer darah yang disarankan dokter tidak berhasil.

Baca Juga: 'Ngamuk' Covid-19 Disebut Hoaks dan Hanya Ada di TV, dr. Tirta: Sini Gue Ajak ke ICU, Gue Anterin 

"Inu sangat sulit, saya hanya berpikir setelah selesai, akan seperti apa hidupnya nanti? Dia suka bermain sepak bola dan senang melakukan banyak hal, ini sangat sulit," ucapnya.

Dokter di Rumah Sakit Anak Spectrum Health, Helen Devos, tempat Jamison dirawat mengatakan, bahwa kasus MIS-C Jamison adalah yang terburuk yang pernah mereka lihat di Michigan.

Gejala MIS-C diketahui termasuk demam, sakit perut, muntah, diare, sakit leher, ruam, mata merah, dan selalu merasa lelah.

Dokter penyakit menular pediatrik Spectrum Health, Rosemary Olivero menyebut, kondisi MIS-C biasanya mulai berkembang antara dua hingga delapan minggu setelah infeksi Covid-19.

Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan Dalam Kondisi Kritis dan Tak Bisa Bergerak, Habib Rizieq Minta Didoakan 

"Jamison tidak memiliki gejala Covid-19 apa pun dan gejala MIS-C-nya tidak berkembang sampai dua minggu setelah terinfeksi Covid-19," ujar Olivero.

"Ada pemikiran bahwa mungkin ada pemicu genetik, tapi kami belum tahu apa pemicu genetik itu," sambungnya.

Olivero menegaskan, bahwa MIS-C bisa terjadi pada anak-anak dari semua usia, ras, dan jenis kelamin.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler