Ratusan Kapal China Usik Keamanan Filipina dan Taiwan, AS Meradang dan Ancam Turun Tangan

8 April 2021, 17:43 WIB
Kapal induk China Liaoning memimpin latihan angkatan laut di dekat Taiwan pada Senin, 5 April 2021. AS pun meradang. /Stringer/Reuters/Reuters

PR BEKASI – Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan China yang melakukan tindakan agresif yang mengganggu kedaulatan Filipina dan Taiwan di perairan Laut Natuna Utara.

AS mengatakan, mereka akan segara turun tangan bila China terus melakukan penyerangan terhadap Filipina.

Hal tersebut dikatakan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price kepada wartawan, Rabu, 7 April 2021.

Baca Juga: Bukan Karena Harta, Gadis 19 Tahun Ini Resmi Dinikahi Pria yang Berbeda Hampir 40 Tahun, Ceritanya Viral 

"Serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina akan memicu kewajiban kami berdasarkan Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera.

"Kami berbagi keprihatinan dengan sekutu Filipina kami mengenai laporan pemberitaan milisi maritim China yang terus berlanjut di dekat Whitsun Reef," kata Ned Price.

Lebih dari 200 kapal China pertama kali terlihat pada 7 Maret 2021 di Whitsun Reef, sekitar 320 kilometer (200 mil) barat Pulau Palawan dan di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina.

Sejak penampakan pertama yang dilaporkan, kapal-kapal tersebut telah tersebar di wilayah yang lebih luas di Laut Natuna Utara di ZEE Filipina seperti yang ditetapkan oleh Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag.

Baca Juga: Nasib AstraZeneca 'Menggantung', Indonesia Pilih Tambah Pesanan Vaksin Sinovac dari China 

Selama berminggu-minggu, Filipina telah meminta China untuk menarik kapal milisi maritim, dengan mengatakan serangan mereka ke ZEE Filipina adalah ilegal seperti yang ditetapkan oleh Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag.

China yang mengeklaim hampir keseluruhan laut yang kaya sumber daya telah menolak, bersikeras bahwa mereka adalah kapal penangkap ikan yang berlindung dari cuaca buruk dan diizinkan berada di sana.

Sebagai tanggapan, Filipina memperingatkan bahwa kehadiran kapal tersebut dapat memicu permusuhan yang tidak diinginkan antara kedua negara.

Ketegangan juga meningkat dengan Taiwan, yang diklaim China sebagai bagian wilayahnya, yang kemarin melaporkan bahwa 15 lebih dari pesawat China menyeberang ke zona pertahanan udara negara pulau itu.

Baca Juga: Jangan Lagi Makan Mi Instan dan Minuman Bersoda Bersamaan, Anda Bisa Keracunan seperti Pria Ini 

Taiwan memperingatkan bahwa mereka akan mempertahankan dirinya sampai hari terakhir jika perlu.

Pada Senin, 5 April 2021 kapal induk China, Liaoning, juga memimpin latihan angkatan laut di dekat Taiwan dan China mengatakan bahwa latihan semacam itu akan menjadi rutinitas.

Ned Price kemudian mengatakan AS sangat prihatin dengan apa yang dilakukan oleh China di Laut Natuna Utara

“AS mempertahankan kapasitas untuk menolak setiap upaya kekerasan atau bentuk paksaan lain yang akan membahayakan keamanan atau sistem sosial atau ekonomi rakyat di Taiwan," katanya.

Dia menggunakan bahasa dari Undang-undang Hubungan Taiwan ketika AS berkewajiban menyediakan pulau tersebut sebagai sarana untuk mempertahankan diri dari China.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler