Pedagang Daging Tikus di Thailand Raup Untung Menjanjikan Hingga Rp34 Juta per Bulan

15 Mei 2021, 18:26 WIB
Omzet penjualan daging tikus di Thailand bisa mencapai Rp34 juta per bulan. /Tangkapan Layar YouTube/ Naewa/YouTube/ Naewa

PR BEKASI – Negara tetangga kita, Thailand dikenal memiliki panganan-panganan yang unik, mulai dari serangga, tokek hingga tikus.

Meski tikus dianggap hama dan tak lazim di Indonesia, rupanya hewan pengerat tersebut dapat mendatangkan cuan hingga Rp34 juta tiap bulannya.

Pedagang daging tikus di wilayah Timur Laut Thailand, Chalermphon Saothong, bahkan mendirikan tempat pembiakan tikus di Provinsi Surin, untuk dapat memenuhi permintaan pelanggan.

 

Menurut kantor berita lokal Naewna, satu kilogram tikus segar dari peternakan Saothong berharga 150 bath atau setara Rp68.000. Sementara satu kilogram tikus mati berharga 250 bath setara Rp113.000 (kurs Rp455).

Sementara peternakan milik Saothong tiap bulannya menerima setidaknya 300 kg pesanan daging tikus sehingga keuntungan Saothong hampir mencapai Rp34 juta sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari World of Buzz pada Sabtu, 15 Mei 2021.

Selain beternak tikusnya sendiri, Saothong dan timnya juga membeli tikus dari penduduk setempat seharga 50 bath setara dengan Rp22.000 per ekor.

 

Seorang pelanggan setia peternakan tikus milik Saothong, Sawanapa Puemmee memuji Saothong karena harga tikus yang dijualnya terjangkau namun tetap berkualitas tinggi.

Dia juga menambahkan bahwa dia menikmati makan tikus bersama keluarganya.

Meskipun memiliki tim yang terdiri dari 30 pekerja untuk mengelola operasi hariannya, Surin tetap bekerja sebagai Petugas Sumber Daya Manusia di pemerintah provinsi Surin.

Sementara untuk olahan serangga goreng, negara yang dijuluki Gajah Putih itu, bahkan telah mengekspornya ke luar negeri.

Baca Juga: Hindari Serangan Tentara Myanmar, Ribuan Etnis Karen Kabur ke Thailand 

Diketahui Layanan Keamanan dan Kualitas Pangan Nasional Meksiko telah menyetujui untuk mengimpor jangkrik rumahan Thailand (Acheta domesticus) dalam bentuk bubuk, lapor National Bureau of Agricultural Commodity and Food Standards (ACFS).

“Persetujuan Meksiko adalah langkah pertama bagi industri olahan serangga Thailand yang dapat dimakan menembus pasar global,” kata sekretaris jenderal ACFS Pisal Pongsapich seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One pada Sabtu, 15 Mei 2021.

Dia mengatakan, keputusan Meksiko untuk menyetujui izin itu muncul pada Jumat, 12 Februari 2021 lalu setelah pembicaraan beberapa Lembaga terkait.

Baca Juga: Sepi Wisatawan, Thailand Ubah Bandara Jadi Pusat Vaksinasi Covid-19 

Lembaga yang dimaksud yakni Kementerian Pertanian dan Koperasi, ACFS, Departemen Pengembangan Peternakan serta Konsulat Jenderal Kerajaan Thailand di Los Angeles, yang secara aktif mempromosikan serangga yang dapat dimakan Thailand di pasar luar negeri.

Untuk memenuhi standar makanan Meksiko, jangkrik harus dibesarkan di peternakan tertutup dengan akreditasi GAP (praktik pertanian yang baik).

Amerika Latin memang menjadi pangsa pasar yang menjanjikan untuk panganan berbahan serangga, pasalnya memakan olahan serangga bukan hal yang aneh di sana.

Baca Juga: Ketahuan Tak Pakai Masker saat Rapat, Perdana Menteri Thailand Ini Kena Denda Rp2,4 Juta 

Diketahui jangkrik memiliki protein yang lengkap yakni mengandung kesembilan asam amino esensial dan mengandung jumlah yang lebih berguna, sebanding dengan protein dari kedelai meskipun lebih sedikit daripada kasein protein yang ditemukan dalam makanan seperti keju.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Asiaone

Tags

Terkini

Terpopuler