6 Nakes Alami Gejala Mirip Stroke Usai Disuntik, Thailand Tetap Optimis Gunakan Vaksin Sinovac

- 22 April 2021, 12:26 WIB
Vaksinasi Covid-19 di Thailand.
Vaksinasi Covid-19 di Thailand. /REUTERS/Athit Perawongmetha

PR BEKASI – Sebanyak enam petugas medis di Provinsi Rayong, Thailand pada awal bulan ini didiagnosa mengalami gejala yang mirip dengan stroke.

Gejala tersebut meliputi kantuk dan mati rasa pada anggota badan.

Hal tersebut terjadi setelah enam petugas medis tersebut menerima suntikan vaksin Covid-19 Sinovac yang diproduksi China.

Baca Juga: Sebut Vaksin Nusantara Tak Sepenuhnya Produk Asing, Dahlan Iskan: Vaksin ini Bapaknya AS, Ibunya Indonesia

Menurut para ahli yang ditunjuk oleh pemerintah setempat, mereka telah dinyatakan pulih kembali setelah diberi perawatan stroke.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr Kulkanya Chokephaibulkit dari Rumah Sakit Siriraj Bangkok pada Rabu, 22 April 2021.

“Mereka telah pulih setelah diberikan perawatan stroke dan tidak ada gumpalan darah yang ditemukan,” kata pernyataan tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.

Baca Juga: Sebut Jozeph Paul Zhang Cuma Berani di Luar, Teddy Gusnaidi: Seberapa Besar Bacotnya Jika Sudah di Indonesia?

Meski diduga menimbulkan efek samping seperti stroke yang tidak biasa di antara penerima vaksin, namun Thailand tetap akan terus menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac.

Pengumuman itu muncul di tengah meningkatnya fokus global pada tingkat kemanjuran dan kemungkinan efek samping dari berbagai vaksin Covid-19.

Selain itu, terdapat juga penangguhan sementara di beberapa negara terhadap vaksin Sinovac, termasuk atas laporan pembekuan darah di antara beberapa penerima.

Baca Juga: Kembali Abaikan Prokes, Pembagian Paket Sembako Gratis dari Mobil Rombongan Jokowi di Indramayu Picu Kerumunan

Para ahli tidak dapat mengatakan dengan pasti apa yang menyebabkan gejala tersebut, yang mereka yakini mungkin terkait dengan sistem saraf dan tidak berakibat fatal.

Pemindaian otak dari keenam petugas medis tersebut menunjukkan hasil normal yang tidak menunjukkan adanya stroke.

 “Tidak ada penyimpangan yang ditemukan dalam kumpulan vaksin dari mana enam dosis itu berasal,” kata Kulkanya.

Baca Juga: Kaitkan Agama Kapolri dengan Paul Zhang, Ferdinand Hutahaean ke Anwar Abbas: Lidahmu Jangan Memprovokasi

Dosis dari kelompok yang sama didistribusikan ke provinsi lain dan lebih dari 300.000 orang mungkin telah menerima suntikan, tambahnya.

"Panel setuju kami dapat terus menggunakan batch vaksin ini karena manfaat vaksin lebih besar daripada efek sementara yang dapat terjadi," kata Kulkanya.

Dia menambahkan tidak ada efek seperti itu yang dilaporkan sebelumnya di Thailand atau negara lain.

Baca Juga: Bak Paket Biasa! Rio Reifan Ternyata Tertangkap Basah Pesan Narkoba Lewat Ojek Online

Sementara itu, Taweesap Siraprapasiri dari Departemen Pengendalian Penyakit mengatakan insiden tersebut tidak akan mengubah rencana Thailand untuk memulai inokulasi massal mulai Juni 2021.

"Efek sampingnya dapat dipantau dan tidak melebihi apa yang kami harapkan," kata Taweesap.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Sinovac belum memberikan tanggapan terkait dugaan adanya efek samping dari vaksin Covid-19 yang diproduksinya.

Baca Juga: Penyebab Hilangnya Kapal Selam TNI Nanggala-402 Terungkap, Berikut Daftar 53 Kru yang Dinyatakan Hilang

Thailand diketahui telah menerima dua juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac, yang telah diberikan kepada lebih dari 600.000 orang di seluruh negeri.

Diketahui, Pemerintah Thailand juga telah memesan sebanyak 1.5 juta dosis vaksin tambahan yang diketahui akan segera tiba.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x