Hindari Serangan Tentara Myanmar, Ribuan Etnis Karen Kabur ke Thailand

- 1 Mei 2021, 09:55 WIB
Ribuan penduduk desa etnis Karen di Myanmar melarikan diri ke Thailand setelah pertempuran antara pejuang Karen dan tentara Myanmar semakin intens terjadi.
Ribuan penduduk desa etnis Karen di Myanmar melarikan diri ke Thailand setelah pertempuran antara pejuang Karen dan tentara Myanmar semakin intens terjadi. /Dok. Free Burma

PR BEKASI – Ribuan penduduk desa etnis Karen di Myanmar bersiap untuk melarikan diri ke Thailand untuk mengungsi.

Hal tersebut dikarenakan pertempuran semakin intensif antara tentara Myanmar dan pemberontak Karen, bergabung dengan mereka yang telah lolos dari kekacauan setelah kudeta 1 Februari 2021 lalu.

Pemberontak Karen dan tentara Myanmar bentrok di dekat perbatasan Thailand dalam beberapa pekan sejak para jenderal Myanmar menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh juara demokrasi Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Hari Buruh Sedunia, Menaker Ida Minta Pekerja Patuhi Protokol Kesehatan dan Aksi Diisi dengan Kegiatan Positif

Pertempuran tersebut membuat para penduduk desa di kedua sisi perbatasan untuk mencari tempat yang lebih aman.

Hal tersebut dikatakan oleh Chu Wah, seorang warga desa Karen yang menyeberang ke Thailand bersama keluarganya minggu ini dari kamp pengungsian Ee Thu Hta di Myanmar, Kamis, 29 April 2021.

“Orang-orang mengatakan tentara Myanmar akan datang dan menembak kami, jadi kami melarikan diri ke sini,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Ngaku Penjelajah Waktu, Orang Ini Sebut Bakal Ada Kejadian Menyeramkan di Tahun 2026, Dunia Tiba-tiba Gelap?

Diketahui, dirinya harus menyeberangi sungai Salween yang merupakan perbatasan kedua negara untuk melarikan diri ke Thailand

“Saya harus melarikan diri ke seberang sungai untuk bisa menyelamatkan diri ke Thailand,” kata Chu Wah.

Jaringan Dukungan Perdamaian Karen mengatakan di akun Facebook resmi mereka, ribuan penduduk desa berlindung di sisi Myanmar dari Salween dan mereka akan melarikan diri ke Thailand jika pertempuran meningkat.

Baca Juga: Bongkar Alasan Keluar dari Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean Singgung Kelakuan Kader Demokrat yang 'Bodoh'

“Dalam beberapa hari mendatang, lebih dari 8.000 orang Karen di sepanjang sungai Salween harus mengungsi ke Thailand. Kami berharap tentara Thailand akan membantu mereka melarikan diri dari perang,” kata kelompok itu.

Pejuang Karen pada Selasa, 27 April 20121 diketahui telah melancarkan serangan terhadap unit tentara Myanmar di tepi barat Salween dalam serangan menjelang fajar.

Menurut laporan mereka, dalam serangan tersebut sebanyak 13 tentara dan tiga pejuang Karen tewas.



Militer Myanmar menanggapi dengan serangan udara di beberapa daerah dekat perbatasan Thailand.

Pihak berwenang Thailand mengatakan hampir 200 penduduk desa telah menyeberang ke Thailand minggu ini.

Thailand telah memperkuat pasukannya dan membatasi akses ke perbatasan untuk menghalau para pengungsi dari Myanmar.

Baca Juga: Kawal Hari Buruh 1 Mei, Polda Metro Jaya Siapkan 6.394 Personel dan Swab Gratis

Ratusan penduduk desa Thailand juga telah mengungsi, pindah dari rumah mereka di dekat perbatasan, ke wilayah Thailand yang lebih dalam demi keamanan.

“Situasi telah meningkat sehingga kami tidak bisa kembali,” kata Warong Tisakul, 33, seorang warga desa Thailand dari Mae Sam Laep, sebuah pemukiman, sekarang ditinggalkan, di seberang pos tentara Myanmar yang diserang minggu ini.

“Petugas keamanan tidak mengizinkan kami ke rumah karena situasi sedang tidak aman, kami tidak bisa kembali,” tambah dirinya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x