Ribuan Demonstran Pro-Palestina Berbaris di Inggris, 15 Orang Ditahan

23 Mei 2021, 10:33 WIB
Ribuan demonstran yang menyuarakan dukungannya untuk Palestina berbaris di sejumlah kota di Inggris hingga akhirnya 15 orang ditahan. /Reuters/Henry Nicholls

 

PR BEKASI - Sudah dua hari berlalu setelah disepakatinya gencatan senjata antara Israel dan Palestina.

Meskipun demikian, tentara Israel masih tetap melakukan penyerangan kepada warga Palestina di sekitar Masjid Al-Aqsa.

Sehingga menyebabkan masyarakat internasional berbondong-bondong melakukan aksi demonstrasi untuk kebebasan warga Palestina di Gaza.

Salah satunya dari masyarakat penghuni daratan Eropa, yaitu diantaranya dari kota Stockholm, London, Bologna, dan Vienna.

Baca Juga: Inggris Dukung Pembentukan Negara Yahudi, Dubes Palestina: Mereka Harus Tanggung Jawab

Diketahui, pada Sabtu, 22 Mei 2021, ribuan demonstran pro-Palestina berbaris di London dan kota-kota Inggris lainnya untuk memprotes serangan udara Israel di Jalur Gaza setelah Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Para pengunjuk rasa menyerukan sanksi terhadap Israel selama pawai berlangsung di London, Inggris, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Tirune pada Minggu, 23 Mei 2021.

Beberapa orang membawa bendera Palestina dan membuat asap merah dan hijau. Kemudian yang lainnya membawa spanduk bertuliskan 'Bebaskan Palestina', 'Hentikan Pengeboman Gaza' dan 'sanksi terhadap Israel'.

Setidaknya ada 15 demonstran ditangkap di Stockholm selama protes yang diorganisir untuk mendukung Palestina.

Baca Juga: Bantah Tudingan Lembek Soal Konflik Palestina-Israel, Balad Jokowi Sebut Presiden Konsisten Dukung Palestina

Kemudian, demonstran tersebut berkumpul di Lapangan Medborgarplatsen untuk memprotes serangan Israel terhadap warga Palestina dalam rapat umum yang diselenggarakan oleh asosiasi Palestina.

Para pengunjuk rasa meneriakkan boikot Israel, bebaskan Palestina, dan Israel membunuh anak-anak kita.

Sementara itu, aktivis Dror Feiler yang merupakan seorang Yahudi Swedia yang lahir di Israel, menghadiri demonstrasi untuk menunjukkan solidaritas dengan warga Palestina.

“Gencatan senjata telah dicapai antara Israel dan Palestina, tetapi perjuangan kami untuk kebebasan Palestina akan terus berlanjut. Sebagai seorang Yahudi, saya menunjukkan dukungan saya kepada rakyat Palestina,” kata Feiler kepada media Anadolu Agency.

Baca Juga: Pengedar Narkoba di Inggris Ditangkap Polisi, Usai Tipu Pelanggan dengan Memberikan Gula Bukan Ekstasi

Polisi meminta pengunjuk rasa untuk membubarkan diri sebagai bagian dari pembatasan Covid-19.

Ketika mereka menolak untuk pergi, polisi turun tangan dan kemudian menahan 15 orang.

Polisi juga, berusaha mencegah jurnalis merekam aksi protes, menahan jurnalis lepas yaitu Orhan Karan dan menyita kameranya.

Sedangkan di kota Wina, pengunjuk rasa ada di dua lokasi berbeda yang berkumpul untuk demonstrasi pro-Palestina, meskipun ada larangan.

Baca Juga: El Rumi Akhirnya Pulang ke Indonesia Usai Tempuh Pendidikan di Inggris

Diketahui, ketegangan yang dimulai di Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadhan menyebar ke Gaza sebagai akibat serangan Israel terhadap jamaah di kompleks masjid Al Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah.

Menurut pihak berwenang Palestina, peningkatan tersebut mengakibatkan serangan udara oleh Israel di Gaza, yang telah menyebabkan sedikitnya 243 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.700 lainnya terluka sejak 10 Mei 2021.

Diketahui Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, yaitu sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Anadolu Agency Tribune

Tags

Terkini

Terpopuler