Siap Hadapi 'Hari Kiamat', Korea Selatan Siapkan 100.000 Benih dalam 'Bahtera Nuh' Kedua di Dunia

3 Juni 2021, 20:48 WIB
Korea Selatan siap hadapi hari kiamat, 100.000 benih disiapkan di bahtera nuh dan sekira 5.000 spesies tanaman liar di terowongan. /Phys

 

PR BEKASI - Dalam mengantisipasi "hari kiamat", Korea Selatan nampaknya selangkah lebih maju dari negara-negara lain di dunia.

Mereka diketahui telah menyimpan benih dari hampir 5.000 spesies tanaman liar di terowongan bawah tanah mereka yang dirancang untuk menahan ledakan nuklir, perubahan ekstrem iklim, hingga bencana alam.

Korea Selatan ternyata melakukan hal tersebut karena para peneliti di sana memberi peringatan bahwa kepunahan tanaman kini berada pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Tak hanya itu, penyebab lain yang tak kalah pentingnya adalah, menurut mereka, terjadinya peningkatan populasi manusia yang semakin tidak terkontrol, peningkatan polusi, dan penggundulan hutan tak terkendali.

Baca Juga: Korea Utara Eksekusi Penjual Film dan Musik Ilegal dari Korea Selatan Dihadapan Keluarganya

“Pusat Gudang Benih Arboretum Nasional Baekdudaegan memelihara hampir 100.000 benih dari 4.751 spesies tanaman liar yang berbeda. Tujuannya untuk memastikan mereka (tanaman) tidak musnah karena ‘peristiwa apokaliptik’,” kata Lee Sang-yong, pemimpin fasilitas itu, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Japan Times pada Kamis, 3 Juni 2021.

Dia mengatakan bahwa gedung dengan fasilitas tersebut hanya terdapat dua di seluruh dunia.

Fungsinya bukan seperti bank benih yang lebih umum di mana sampel disimpan dan diambil secara teratur untuk berbagai tujuan.

Benih di fasilitas tersebut dimaksudkan untuk penyimpanan permanen. Artinya, penggunaannya hanya sebagai pilihan terakhir dalam upaya mencegah kepunahan.

Baca Juga: Ulang Tahun, IU Bagi-bagi Uang hingga Rp6 Miliar Bagi Orang Tak Mampu di Korea Selatan

Bunker itu dikategorikan sebagai instalasi keamanan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan.

Fasilitas tersebut dikelilingi oleh pagar kawat dan puluhan kamera, dengan penjagaan yang ketat dan patroli polisi secara teratur.

Di dalamnya, terdapat lift yang akan mengantar anda hingga delapan lantai turun ke fasilitas tersebut yang setiap lantainya dilengkapi dengan terowongan beton besar.

Di sana dua pintu tebal berbahan baja menjaga ruang penyimpanan itu.

Baca Juga: Klaim Yogurt Bikinannya Bisa Cegah Penularan Covid-19, Bos Perusahaan Susu Korea Selatan Mundur

Suhu dalam ruangan ruangan tersebut juga dijaga agar tetap berada di 20 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban 40 persen agar benih tersebut dapat dilestarikan.

Walaupun benih tersebut sebagian besar berasal dari flora di semenanjung Korea. Namun, dengan kapasitas penyimpanan dua juta benih, Korea Selatan membuka kesempatan bagi negara lain untuk turut menyimpan benihnya.

Negara Kazakhstan dan Tajikistan adalah dua negara yang telah menerima tawaran itu. Kedua negara tersebut berarti menyimpan benih atas nama mereka di fasilitas tersebut dan memiliki hak atas penarikan benihnya.

"Fasilitas itu menyimpan benih untuk mencegah kepunahan, jadi skenario terbaiknya adalah benih itu tidak perlu dikeluarkan hingga saatnya tiba," ujar Lee.

Baca Juga: Korea Utara Mundur di Olimpiade 2021, Pupus Harapan Korea Selatan untuk Kembali Bicarakan Perdamaian

Terlepas dari perannya untuk menanggapi “hari kiamat”, fasilitas itu ternyata sudah mulai dibangun sejak 1950 saat sejumlah wilayah Korea Selatan masih ditempati oleh Korea Utara.

Menurut Lee, fasilitas itu dibangun di tempat paling aman di Korea Selatan. Bangunan itu juga dirancang untuk menahan gempa berkekuatan hingga 6.9 SR dan juga bom atom.

"Secara geografis sangat aman. Dan kami juga membangun terowongan bawah tanah sedalam 46 meter di fasilitas itu untuk memastikannya aman dari perang dan ancaman nuklir," ujar Lee.

Sebagai informasi, gudang benih terbesar dan paling terkenal di dunia saat ini lokasinya terkubur jauh di dalam bekas tambang batu bara di Svalbard, kepulauan Norwegia Arktik.

Letaknya terpencil sekitar 1.300 kilometer (sekitar 800 mil) dari Kutub Utara.

Global Seed Vault dijuluki "Bahtera Nuh" tanaman pangan pertama di dunia dan berfokus pada bidang pertanian dan tanaman, menyimpan lebih dari satu juta sampel benih dari hampir setiap negara di planet ini.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: The Japan Times

Tags

Terkini

Terpopuler