Peneliti Ungkap Udara Jadi Kontributor Utama Penularan Covid-19

12 Juni 2021, 16:38 WIB
Ilustrasi. Peneliti menyebutkan bahwa udara menjadi kontributor utama penyebaran dan penularan virus Corona atau Covid-19. /Reuters/Caroline Chia


PR BEKASI - Sebuah jurnal penelitian mengatakan bahwa penularan Covid-19 melalui udara atau melalui ucapan manusia adalah kontributor utama penyebaran cepat Covid-19.

Penyebaran itu terjadi ketika mereka yang terinfeksi Covid-19, berbicara tanpa masker atau penutup lain di hidung dan mulut mereka.

Hal ini memungkinkan tetesan pernapasan yang terinfeksi Covid-19, atau sejumlah kecil cairan yang dikeluarkan dari tenggorokan dan paru-paru saat berbicara atau batuk, menyebar ke orang lain.

Jika berbicara tidak mengenakan masker, maka tetesan cairan kecil atau aerosol tersebut dapat melewati udara dan masuk ke hidung kemudian ke tenggorokan orang lain di sekitarnya.

Baca Juga: Soroti Perdagangan Satwa Liar di China, Peneliti Sebut Pasar Wuhan Jual 50.000 Hewan Hidup Sebelum Covid-19

Jika aerosol tersebut mencapai saluran pernapasan bagian bawah, yaitu salah satunya paru-paru, hal itu dapat menyebabkan orang tersebut terinfeksi Covid-19.

"Peran ganda masker dalam menahan penyebaran penyakit akan mengurangi tingkat keparahannya," kata peneliti, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui UPI, Sabtu, 12 Juni 2021.

"Kita semua pernah melihat beberapa tetesan ludah beterbangan ketika orang berbicara, tetapi ada ribuan lainnya yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang," kata Adriaan Bax dalam siaran pers.

"Ketika air menguap dari tetesan yang berpotensi mengandung virus, mereka mengapung di udara selama beberapa menit, seperti asap, sehingga membahayakan orang lain," kata Bax selaku peneliti dan ahli biofisika di Institut Nasional Diabetes dan Pencernaan.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Vitamin D Belum Tentu Bisa Kurangi Risiko Tertular Covid-19

Di awal pandemi Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, mengatakan bahwa virus Covid-19 menyebar baik melalui tetesan udara, serta permukaan yang terkontaminasi.

Namun, karena para peneliti telah mempelajari virus dan penularannya, tetesan pernapasan yang dipancarkan dari hidung dan mulut yang melewati udara ke orang lain telah dilihat sebagai pendorong utama penyebaran.

Inilah sebabnya mengapa pejabat lembaga dan lainnya sangat mendesak masyarakat untuk mengenakan masker dan menjaga jarak sosial untuk membatasi penyebaran Covid-19.

"Kami berada di tengah kebangkitan penemuan dan pemahaman tentang bagaimana aerosol mengkomunikasikan penyakit menular di udara," kata David A. Edwards selaku insinyur biomedis Harvard.

Baca Juga: Peneliti Temukan Obat untuk Bahan Tabir Surya Ramah Terumbu Karang

"Pidato, batuk, dan tetesan napas pasti terlibat dalam penularan penyakit melalui udara, tetapi kami tidak memiliki data yang cukup hingga saat ini untuk mengasumsikan bahwa yang satu mendominasi dari yang lain," kata Edwards.

Menurut Bax, ketika seseorang yang terinfeksi Covid-19 berbicara atau batuk, mereka mengeluarkan partikel pernapasan kecil yang 95 persen hingga 99 persen adalah cairan.

"Bahkan tetesan yang mengandung sejumlah kecil virus dapat memicu penularan, terutama di ruang tertutup dan padat," kata para peneliti.

Kemudian para peneliti juga menambahkan bahwa masker yang menghalangi setidaknya 50 persen dari aerosol tersebut, dapat membantu mengurangi penyebaran virus.

Selain itu para peneliti juga menyarankan untuk menggunakan masker N95 dan masker bedah karena lebih efektif dan dapat memblokir penyebaran virus hingga 95 persen.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: UPI

Tags

Terkini

Terpopuler