Jepang Kurangi Jam Kerja Jadi 4 Hari, Atasi Budaya Gila Kerja yang Kian Menggila

28 Juni 2021, 09:20 WIB
Jepang mengusulkan empat hari jam kerja usai merebaknya budaya karoshi yang kian mengancam negara tersebut. /Reuters/Issei Kato

PR BEKASI - Jepang mengusulkan empat hari kerja dalam seminggu bagi para karyawan.

Seperti yang diketahui, Jepang dikenal dengan karoshi alias budaya gila kerja, yang juga memiliki arti "mati karena terlalu banyak bekerja".

Tekanan kerja yang dihadapi sejumlah karyawan di Jepang membentuk budaya karoshi yang kian marak sejak tahun 1970-an.

Baca Juga: Jepang Ingin Seimbangkan Kehidupan Warganya, Akan Terapkan Kerja 4 Hari dalam Seminggu

Oleh karena itu, Pemerintah Jepang saat ini berupaya untuk mengurangi hari kerja guna mengurangi tekanan mental karyawan.

Pandemi Covid-19 juga memaksa sejumlah perusahaan untuk mengubah kebijakan operasional secara signfikan.

Termasuk menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) bagi karyawannya saat masa lockdown guna menekan laju penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Resep Chicken Curry Ramen Halal, Dijamin Enak Tak Perlu Jauh-jauh Ke Jepang

Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Jepang telah berupaya untuk memodernisasi sistem bekerja di negaranya.

Caranya, dengan mendorong keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan agar lebih sehat.

Selain itu, perusahaan di negara itu juga diminta untuk menerapkan WFH serta jam kerja yang lebih fleksibel.

Baca Juga: Ritual Kepala Daun Bawang di Kuil Aruka, Salah Satu Ritual Paling Aneh di Jepang

Martin Schulz selaku kepala ekonom kebijakan di perusahaan terkemuka Fujitsu, mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut diharapkan bisa mengakar di perusahaan Jepang.

"Selama pandemi, perusahaan telah beralih ke cara operasi baru dan mereka melihat peningkatan produktivitas secara bertahap," katanya dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Independent.

"Perusahaan meminta karyawannya bekerja dari rumah atau dari jarak jauh, di kantor satelit atau di lokasi pelanggan mereka, yang bisa jauh lebih nyaman dan produktif bagi banyak orang," lanjutnya.

Baca Juga: Panda Raksasa Jepang Lahirkan Bayi Kembar di Kebun Binatang Ueno Tokyo

Pemerintah Jepang berharap penerapan empat hari kerja dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekaligus ekonomi di negeri Sakura itu.

Pasalnya, hari libur ekstra dinilai dapat mendorong roda perekonomian, sekaligus meningkatkan angka pernikahan dan kelahiran yang kian merosot.

Diketahui, Jepang bukanlah negara pertama yang memperpendek hari kerja. Spanyol, Selandia Baru, hingga Jerman juga berupaya menerapkan kebijakan yang serupa.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler