Sistem Cuaca Dunia Bisa Terdampak, Peneliti Ungkap Sirkulasi Arus Utama Samudra Atlantik Akan Runtuh Usai 2100

6 Agustus 2021, 18:13 WIB
Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) menurun kekuatannya dan saat ini bisa saja runtuh. /USGCRP

 

PR BEKASI - Sistem arus utama Samudra Atlantik mungkin menurun kekuatannya dan saat ini bisa saja runtuh yang dapat memiliki konsekuensi bagi sistem cuaca di seluruh dunia.

Sebuah studi yang dipublikasikan di Nature Climate Change, menemukan bukti bahwa Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) telah mendekati keruntuhan.

Di mana sistem saat ini yang mencakup Arus Teluk dan mensirkulasikan air hangat ke permukaan laut sangat berkontribusi terhadap suhu ringan di Eropa.

Niklas Boers selaku penulis studi dan peneliti mengatakan bahwa Sirkulasi Pembalikan Meridional Atlantik adalah salah satu sistem sirkulasi utama planet Bumi.

Baca Juga: Ratusan Ribu Tulang Belulang Ditemukan di Gua Arab Saudi, Para Peneliti Terkejut

"Perbedaannya sangat penting karena hilangnya stabilitas dinamis akan menyiratkan bahwa AMOC telah mendekati ambang kritisnya, di mana transisi substansial dan, dalam praktiknya, kemungkinan tidak dapat diubah ke mode lemah dapat terjadi," kata Boers selaku peneliti di Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari UPI pada Jumat, 6 Agustus 2021.

Sebagai informasi Sirkulasi terbalik meridional Atlantik (AMOC) adalah komponen permukaan dan arus dalam yang terintegrasi secara zona di Samudra Atlantik.

Di mana sistem sirkulasi tersebut disamakan dengan ban berjalan untuk lautan.

Dengan sistem sirkulasi yang memainkan peran penting dalam mendistribusikan panas secara global.

Meskipun ada bukti bahwa sistem berada pada titik terlemahnya dalam lebih dari seribu tahun, studi tersebut juga memeriksa apakah sistem tersebut menjadi kurang stabil.

Baca Juga: Peneliti China Ungkap Antibodi Vaksin Sinovac Menurun Setelah 6 Bulan, Berikut Faktanya

Menurut para peneliti, sementara untuk data yang mengukur AMOC tidak ada.

Tetapi sistem sirkulasi tersebut meninggalkan sidik jari dari suhu permukaan laut dan pola salinitas yang digunakan penelitian untuk menemukan bukti bahwa itu menjadi kurang stabil dan bisa runtuh.

Studi ini juga menemukan bahwa faktor-faktor yang terkait dengan perubahan iklim berkontribusi, termasuk aliran air tawar dari pencairan lapisan es Greenland dan es laut, serta curah hujan dan limpasan sungai.

Sedangkan dalam studi berbeda yang diterbitkan awal tahun ini menemukan bahwa Sirkulasi terbalik meridional Atlantik (AMOC) adalah sirkulasi yang terlemah dalam seribu tahun ini.

Menurut Kantor Meteorologi Inggris, AMOC yang lebih lemah dapat membawa lebih sedikit air hangat ke utara dan mengimbangi suhu yang semakin hangat di Eropa barat.

Kantor tersebut juga mencatat bahwa runtuhnya sistem tidak mungkin terjadi sebelum tahun 2100.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: UPI

Tags

Terkini

Terpopuler