Khawatirkan Perang Dunia 3, Vladimir Putin Janji Tempatkan Rudal Hipersonik Siap Tempur di Afghanistan

27 Agustus 2021, 18:49 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin berjanji akan menempatkan gudang rudal hipersonik siap tempur di Afghanistan menyusul meningkatnya ketegangan Rusia dengan Barat setelah Afghanistan kembali dikuasai oleh Taliban yang dikhawatirkan dapat menimbulkan Perang Dunia 3. /Reuters

 

PR BEKASI – Russia telah berjanji akan menempatkan gudang rudal hipersonik siap tempur di Afghanistan menyusul meningkatnya ketegangan Rusia dengan Barat setelah Afghanistan kembali dikuasai oleh Taliban.

Diduga, rudal hipersonik tersebut disiapkan atas perintah Presiden Rusia, Vladimir Putin yang khawatir ketegangan di Afghanistan akan memicu terjadinya Perang Dunia 3.

Rudal-rudal hipersonik yang dikembangkan oleh desain roket biro NPO Mashinostroyeniva tersebut diklaim telah dirancang untuk menyerang sasaran di darat dan laut dari jarak lebih dari 1.000 kilometer dan dapat terbang sembilan kali kecepatan suara.

Rusia kini dilaporkan telah menjadwalkan uji coba sistem rudal hipersonik tersebut yang akan ditembakkan dari kapal induk pada akhir Agustus 2021 mendatang.

Baca Juga: Taliban Minta Tolong Bantuan ke Erdogan, Turki Mulai Bergerak ke Afghanistan?

"Banyak senjata kami memiliki kemampuan yang tidak memiliki analog di dunia, dan beberapa akan tetap tak tertandingi untuk waktu yang lama," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Jumat 27 Agustus 2021.

Dua kapal selam bertenaga diesel dan dua korvet di galangan kapal di Severodvinsk, St Petersburg dan Komsomolsk-on-Amur juga akan dimasukkan dalam kesepakatan, yang ditandatangani dengan kontraktor Tsirkon.

Rusia telah membangun kehadiran yang kuat di Laut Mediterania, termasuk pangkalan di pelabuhan Tartus di Suriah.

Mereka mengklaim bahwa pengumuman itu tidak ada hubungannya dengan Taliban dan krisis saat ini di Afghanistan .

Baca Juga: Taliban Maafkan Warga Afghanistan yang Bersekutu dengan Barat: Tak Pernah Terjadi Setelah Nabi Muhammad

Vladimir Putin telah menuntut Barat untuk tidak ikut campur setelah jatuhnya Afghanistan ke tanga Taliban.

Dirinya mengatakan bahwa negara Barat harus menghentikan kebijakan yang tidak bertanggung jawab yang memaksakan nilai-nilai asing dari luar negeri.

Vladimir Putin juga berharap Taliban akan menjamin keamanan penduduk lokal dan diplomat asing dan bahwa negara itu tidak akan pecah setelah penarikan pasukan pimpinan AS.

Dan itu bisa malah berubah menjadi konflik berskala besar seperti Perang Dunia 3 setelah Rusia mengisyaratkan kesiapan untuk bertransisi dengan lancar ke dalam keterlibatan dengan otoritas Taliban.

Sudah ada ketegangan yang meningkat dengan Barat setelah pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014.

Baca Juga: Aktivis Klaim Amerika Cekal Evakuasi Orang Kristen Afghanistan dari Taliban: Ini Kejahatan Manusia!

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, berjanji pada Senin, 23 Agustus 2021 untuk melakukan semua yang dia bisa untuk membawa kembali semenanjung Krimea setelah dianeksasi.

Berbicara di KTT Platform Krimea, Zelenskyy mendesak masyarakat internasional untuk mendukung upayanya merebut kembali Krimea.

Berbicara kepada semua 30 negara anggota NATO, Zelenskyy mengecam Rusia karena menggunakan Krimea sebagai pijakan untuk meningkatkan pengaruhnya di wilayah Laut Hitam.

Namun juru bicara Istana Kremlin, Dmitry Peskov, menolak KTT itu sebagai acara anti-Rusia.

Ukraina menyerukan acara tersebut untuk membangun tekanan pada Rusia atas pencaplokan Krimea yang oleh banyak negara termasuk Inggris dan AS telah menolak untuk mengakui dan telah dicap ilegal.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler