Guru di India Terpaksa Mengajar Murid di Emperan Rumah Penduduk, Sekolah Belum Diizinkan untuk Buka

17 September 2021, 13:03 WIB
Guru di India terpaksa mengajar murid di emperan rumah penduduk lantaran sekolah belum diizinkan untuk buka selama Covid-19. /Reuters

 

PR BEKASI - Selama pandemi Covid-19, sekolah-sekolah di sejumlah negara masih belum dibuka untuk kegiatan pembelajaran secara tatap muka.

Pasalnya, kekhawatiran penyebaran dan penularan Covid-19 pada siswa dan pengajar masih tinggi.

Seperti diketahui bahwa sejumlah negara masih belum memenuhi target vaksinasi Covid-19.

Selain itu, vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak sekolah juga belum sepenuhnya dijalankan.

Baca Juga: Pengemudi Mobil di India Kebingungan, Ditilang Polisi karena Tak Pakai Helm Meski Surat Berkendara Lengkap

Hal tersebut juga di alami oleh para guru di India, yang terpaksa mengajar muridnya di pemeran rumah penduduk.

Deep Narayan Nayak, 34 tahun, guru di Desa Suku Joba Attpara di Distrik Bardhaman, Bengal Barat, memanfaatkan dinding rumah-rumah sebagai papan tulis untuk mengajar anak-anak selama satu tahun terakhir setelah sekolah ditutup akibat lockdown.

Pada pagi baru-baru ini, anak-anak menulis di papan tulis darurat tersebut dengan kapur dan sebagian lainnya belajar mengamati benda kecil dengan miskroskop.

“Pendidikan anak-anak kita terhenti sejak penguncian diberlakukan. Anak-anak biasanya hanya berkeliaran, kemudian guru datang dan mulai mengajar mereka,” ujar Kiran Turi, yang anaknya diajar oleh Nayak, kepada Reuters, Kamis, 16 September 2021.

Baca Juga: Menteri Perhubungan India Berencana Ubah Suara Klakson Mobil Jadi Bunyi Biola atau Suling, Agar Enak Didengar

Nayak mengajar apa saja dari lagu anak-anak populer hingga pentingnya masker dan mencuci tangan kepada sekitar 60 siswa dan terkenal dengan julukan “Guru Jalanan” di antara warga desa yang bersyukur akan kehadirannya.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 17 September 2021, sekolah-sekolah di penjuru India mulai kembali dibuka secara bertahap bulan lalu.

Beberapa epidemiolog dan ahli ilmu sosial meminta agar sekolah dibuka sepenuhnya guna mencegah hilangnya pembelajaran lebih lanjut pada anak.

Survei yang dilakukan oleh kelompok cendekiawan kepada hampir 1.400 anak-anak sekolah Agustus lalu menemukan bahwa di wilayah perdesaan, hanya delapan persen yang mengikuti sekolah daring secara teratur.

Baca Juga: Ganggu Waktu Yoga, Menteri India Akan Ubah Suara Klakson Kendaraan Jadi Suara Alat Musik Tradisional

Sementara 37 persen tidak belajar sama sekali, dan sekitar setengah dari mereka tidak bisa membaca lebih dari beberapa kata.

Sebagian besar orang tua menginginkan sekolah dibuka kembali sesegera mungkin, menurut survei tersebut.

Nayak mengaku khawatir akan murid-muridnya, yang kebanyakan baru kelas 1 dan orang tuanya buruh harian, akan tersingkir dari sistem pendidikan apabila mereka tidak melanjutkan sekolah.

“Saya ingin melihat anak-anak yang berkeliaran di desa, menggembala ternak, dan saya ingin memastikan pembelajaran mereka tidak terhenti,” katanya tentang alasannya menggelar pembelajaran tatap muka di ruang terbuka.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler