China: Kami Siap Rebut Kembali Taiwan Dengan Cara Apapun, Termasuk Lewat Perang

20 September 2021, 13:31 WIB
China siap rebut kembali Taiwan dengan cara apapun, termasuk dengan cara perang. /REUTERS/Tyrone Siu

PR BEKASI – China dilaporkan siap untuk merebut kembali Taiwan dengan cara apapun yang mungkin setelah Presiden Xi Jinping berjanji pada awal musim panas untuk penyatuan kembali negara pulau itu.

Pernyataan tersebut menimbulkan berbagai spekulasi akan pecahnya perang antara China dengan Taiwan yang dibantu oleh negara Barat.

Taiwan sendiri diketahui merupakan sebuah negara dengan pengakuan yang terbatas karena dunia internasional banyak yang masih mengakui negara demokratis tersebut merupakan wilayah komunis China.

Baca Juga: Intelijen Inggris: China Siap Mulai Perang Dunia 3 dengan Taiwan dan AS

Victor Gao, Wakil Presiden Pusat Globalisasi China menegaskan tidak boleh ada upaya dari komunitas internasional untuk mengganggu rencana China untuk Taiwan.

"Penyatuan kedua sisi Selat Taiwan adalah murni urusan internal rakyat China, termasuk 1.4 miliar orang di daratan China dan 23 juta orang di Taiwan,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Senin, 20 September 2021.

"Tidak ada di dunia ini yang bisa menghalangi reunifikasi China. Unifikasi China adalah suatu keharusan dan harus dicapai tanpa terlalu banyak penundaan,” tambahnya.

Baca Juga: Indonesia Tambah Patroli Setelah Deteksi Keberadaan Kapal Asing di Laut China Selatan

Dirinya mengatakan bahwa China akan merebut China dengan berbagai cara baik melalui jalan damai maupun jalan perang.

"Sebaiknya, dengan cara damai dan, jika cara damai tidak dapat dicapai, cara apa pun akan dimungkinkan," katanya.

Patroli dan latihan perang China juga bertepatan dengan transit oleh kapal perusak Amerika Serikat (AS) di Selat Taiwan pada Jumat, 17 September 2021 yang oleh Angkatan Laut AS disebut sebagai jalur rutin melalui perairan internasional.

Baca Juga: Media Asing Soroti Kapal China Masuk ke Perairan Laut Natuna, TNI AL Pastikan Tak Ada Toleransi Pelanggaran

Pasukan China mengatakan pada Sabtu, 18 September 2021 dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa USS Barry dipantau di seluruh jalurnya.

Peringatan itu datang beberapa jam sebelum Taiwan terpaksa mengerahkan pesawat tempur untuk mengusir sepuluh pesawat China memasuki zona pertahanan udara pulau itu.

Taiwan telah mengeluhkan misi udara China yang berulang di atas wilayahnya selama setahun terakhir.

Baca Juga: China Murka Amerika Serikat Buat Pameran Muslim Uighur yang Hilang: Trik Politik Rendahan

"Komunis China merencanakan melawan kami terus-menerus ketika dia memperingatkan pulau itu harus menanggapi ancaman China dengan serius,” kata Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng Chang.

Pemerintah China mengkritik Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu untuk komentar minggu ini di mana dia mengatakan Taiwan adalah benteng laut yang menghalangi ekspansi China ke Pasifik.

"Tujuan Wu adalah untuk menipu opini publik, untuk mengikat dan berkolusi dengan pasukan asing anti-China", kata Kantor Urusan Taiwan China dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: China Izinkan Bekas Masjid Uighur Diubah Jadi Hotel, Umat Muslim Serukan Boikot

Perilaku bermusuhan China yang berkembang mendorong AS untuk menandatangani perjanjian dengan Inggris dan Australia untuk memerangi ancaman China.

Apa yang disebut pakta pertahanan Aukus antara Inggris, AS, dan Australia telah dilihat secara luas sebagai upaya untuk melawan meningkatnya ketegasan militer China di kawasan Indo-Pasifik.

China dengan cepat mengecam inisiatif itu sebagai sangat tidak bertanggung jawab dan merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas regional.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler