China Sengaja Latihan Perang di Dekat Wilayah Taiwan, Situasi Makin Memanas

12 Oktober 2021, 11:00 WIB
China laksanakan Latihan perang di lepas pantai yang berbatasan dengan Taiwan di tengah ketegangan dua negara yang semakin mencapai titik didih. /REUTERS/Tyrone Siu

PR BEKASI – Ketegangan antara China dan Taiwan telah mencapai titik didih ketika negara Komunis itu mengirim tentara ke negara pulau itu untuk latihan perang.

Rekaman yang dibagikan di media sosial Weibo menunjukkan pendaratan di pantai dan pelatihan latihan tempur di Fujian selatan, sebuah provinsi tepat di seberang laut dari Taiwan.

China dan Taiwan berada di ambang perang setelah 38 pesawat tempur China yang memecahkan rekor terlihat di Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan.

Baca Juga: Tegas! Presiden Taiwan Sebut Tak Akan Tunduk pada Tekanan yang Diberikan China

China telah memperingatkan perang dapat dipicu kapan saja dan bertanya kepada sekutu demokratis Taiwan apakah mereka ingin menjadi umpan Meriam atau tidak.

Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan dia telah berbicara dengan rekannya dari China, Xi Jinping, tentang Taiwan dan mereka setuju untuk mematuhi perjanjian Taiwan.

"Saya telah berbicara dengan Xi Jinping tentang Taiwan. Kami setuju untuk mematuhi perjanjian Taiwan,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Selasa, 12 Oktober 2021.

Baca Juga: Indonesia Siap Gempur Taiwan Sejak Menit Awal, Shin Tae-yong: Kita Harus Bisa Kendalikan Permainan

"Kami menjelaskan bahwa saya tidak berpikir dia harus melakukan apa pun selain mematuhi perjanjian," tambahnya.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan telah meminta klarifikasi dari AS tentang komentar Joe Biden tersebut.

AS meyakinkan kebijakan mereka terhadap Taiwan tidak berubah dan komitmen AS dengan mereka adalah kokoh.

Baca Juga: Profil Tsai Ing-wen, Presiden Perempuan Taiwan Pertama yang Ogah Tunduk pada China

Taiwan telah lama menjadi subjek tegang bagi China sejak pemerintah terpisah didirikan di pulau itu setelah Perang Saudara China pada 1949.

Kekhawatiran telah meletus selama beberapa bulan terakhir bahwa, di bawah Presiden Xi Jinping, China akan melancarkan perang untuk menyatukan kembali Taiwan dengan China daratan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan pada bulan Mei: bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah China yang tidak bisa dipisahkan.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Taiwan Jatuh ke Tangan China? Presiden Tsai Ing-wen Ungkap Adanya Bencana Besar

"Masalah Taiwan sepenuhnya merupakan urusan internal China dan terkait dengan kepentingan inti China dan kami tidak akan menerima campur tangan kekuatan eksternal atau campur tangan dalam hal ini," katanya.

Lebih dari 140 pesawat tempur China telah dilaporkan berada di wilayah udara Taiwan selama empat hari sejak Jumat, 1 Oktober 2021.

Sementara itu, Taiwan membuat marah China setelah meminta nama misinya di ibu kota AS diubah dari "Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei" menjadi "Kantor Perwakilan Taiwan".

Baca Juga: Bujuk Rakyat Taiwan Tanpa Perang, Xi Jinping: China Akan Lakukan Reunifikasi dengan Damai

Langkah ini membuat marah China yang mengklaim pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu adalah bagian dari wilayah kedaulatannya.

Menurut Financial Times, tujuh dari misi Taiwan di negara-negara tanpa pengakuan diplomatik telah menghapus nama "Taiwan" atau "Republik China" karena mereka menghadapi tekanan dari China.

Pada bulan Juli, Taiwan membuka kantor di Lithuania yang disebut "Kantor Perwakilan Taiwan".

Namun, China kemudian memanggil duta besarnya untuk Lithuania dan memerintahkan mereka memanggil duta besarnya untuk China.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler