PBB Peringatkan Krisis Pangan 'Akut' di Afghanistan: Anak-anak Akan Mati Kelaparan!

25 Oktober 2021, 17:56 WIB
Direktur eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) menyebut 22,8 juta penduduk Afghanistan, menghadapi krisis kelaparan. /orge Silva/Reuters

PR BEKASI - Jutaan warga Afghanistan, termasuk anak-anak bisa mati kelaparan kecuali tindakan segera diambil untuk menarik Afghanistan kembali dari ambang kehancuran.

Hal itu diungkapkan pejabat senior PBB yang juga menyerukan dana beku untuk dibebaskan untuk upaya kemanusiaan.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley mengatakan bahwa 22,8 juta orang, atau lebih dari setengah dari 39 juta penduduk Afghanistan menghadapi krisis pangan akut.

Baca Juga: Taliban Hukum Pancung Atlet Voli Perempuan Muda Afghanistan dengan Kejam

Hal itu berarti jutaan warga Afghanistan sedang menghadapi kerawanan pangan akut dan menuju kepada krisis kelapangan, dibandingkan dengan hanya 14 juta pada dua bulan lalu.

“Anak-anak akan mati. Orang-orang akan kelaparan. Hal-hal akan menjadi jauh lebih buruk," katanya memperingatkan.

“Saya tidak tahu bagaimana Anda tidak memiliki jutaan orang, dan terutama anak-anak, sekarat pada tingkat yang kita jalani dengan kurangnya dana dan runtuhnya ekonomi," tuturnya melanjutkan.

Baca Juga: Orang Yahudi Terakhir Asal Afghanistan Dipastikan Pindah ke Israel Dalam Waktu Dekat

Afghanistan masuk ke dalam krisis pada Agustus setelah Taliban mengusir pemerintah yang didukung Barat.

Hal itu tentunya mendorong para donor menahan miliaran dolar bantuan untuk ekonomi yang bergantung pada bantuan.

Saat ini krisis pangan di Afghanistan sangat mengerikan, bahkan setelah diambil alih oleh Taliban, karena diperburuk juga oleh perubahan iklim.

Baca Juga: Diplomat Zalmay Kahlilzad Mundur, Soroti Nasib Rakyat Afghanistan Pasca Taliban Berkuasa

“Apa yang kami prediksi menjadi kenyataan jauh lebih cepat dari yang kami perkirakan. Kabul jatuh lebih cepat dari yang diperkirakan siapa pun dan ekonomi jatuh lebih cepat dari itu,” kata Beasley.

Dia mengatakan dolar yang dialokasikan untuk bantuan pembangunan harus digunakan kembali untuk bantuan kemanusiaan.

Banyak warga Afghanistan menjual harta benda untuk membeli makanan dengan Taliban yang tidak mampu membayar upah kepada pegawai negeri sipil.

Baca Juga: AS Pegang Kendali Aset Afghanistan, Taliban Ketar-ketir Cari Uang

Tak hanya itu untuk pertama kalinya, masyarakat perkotaan juga menghadapi kerawanan pangan pada tingkat yang mirip dengan daerah pedesaan.

Kelompok-kelompok bantuan mendesak negara-negara, yang prihatin dengan hak asasi manusia di bawah Taliban, untuk terlibat dengan penguasa baru untuk mencegah keruntuhan yang mereka katakan dapat memicu krisis migrasi serupa dengan eksodus 2015 dari Suriah yang mengguncang Eropa.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler