Ilmuwan Inggris Desak Pembatasan Skala Besar untuk Melawan Gelombang Varian Baru Omicron

12 Desember 2021, 08:50 WIB
Ilmuwan Inggris Desak Pembatasan Skala Besar untuk Melawan Gelombang Varian Baru Omicron. /Pixabay/Excellentcc

PR BEKASI - Para ilmuwan mengatakan skenario optimis menunjukkan efek Omicron, pada awal 2022 gelombang varian tersebut dapat dikurangi dengan tindakan pengendalian seperti bekerja dari rumah.

Pemerintah Inggris perlu memberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk memperlambat pertumbuhan varian Omicron dan mencegah lonjakan baru serta kematian akibat Covid-19, kata para ilmuwan Inggris pada hari Sabtu, 11 Desember 2021.

Para tenaga kesehatan Inggris mengatakan Omicron menyebar jauh lebih cepat daripada strain Delta dan kemungkinan akan menggantikannya serta menjadi varian dominan di Inggris dalam beberapa hari.

Melansir Al Jazeera, Inggris mencatat setidaknya ada 58.194 kasus virus corona pada hari Jumat, jumlah tertinggi sejak Januari lalu. Meskipun porsi dari varian Omicron tidak diketahui secara jelas.

Baca Juga: Ancam Putin, Joe Biden: Rusia akan Membayar 'Harga yang Mengerikan' Jika Menyerang Ukraina

Kekhawatiran tentang varian baru Omicron ini membuat pemerintah lebih konservatif, Perdana Menteri Boris Johnson diminta untuk kembali menerapkan pembatasan setelah selama enam bulan ini dicabut.

Pada hari Sabtu lalu, para ilmuwan di London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan varian baru Omicron kemungkinan akan menyebabkan gelombang besar infeksi pada bulan Januari.

Varian baru Omicron ini dapat menyebabkan antara 25.000 dan 75.000 kematian di Inggris dalam lima bulan ke depan jika tidak ada tindakan lain yang diambil.

Skenario memperkirakan setengah juta orang dirawat di rumah sakit karena virus pada akhir April dan mengatakan penerimaan rumah sakit setiap hari bisa dua kali lipat dari puncak sebelumnya pada Januari 2021.

Baca Juga: Tak Bisa Hadir di Ajang MAMA 2021, BTS Tetap Raih Daesang All Kill

Jumlah infeksi ini tergantung pada seberapa banyak varian yang lolos dari perlindungan vaksin dan seberapa efektif suntikan booster dalam memperkuat kekebalan.

Para ilmuwan di Afrika Selatan, di mana Omicron pertama kali diidentifikasi mengatakan bahwa mereka melihat tanda-tanda itu dapat menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta, tetapi hati-hati karena hal itu terlalu dini untuk memastikannya.

“Dalam skenario kami yang paling optimis, dampak Omicron di awal tahun 2022 akan berkurang dengan tindakan pengendalian ringan seperti bekerja dari rumah,” kata Rosanna Barnard dari Pusat Pemodelan Matematika untuk Penyakit Menular.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Pulau yang Dihuni Suku Jawa Ini Ingin Merdeka hingga Ferdinand Hutahaean Dikecam Netizen

“Namun, skenario paling pesimistis kami menunjukkan bahwa kami mungkin harus menanggung pembatasan yang lebih ketat untuk memastikan [layanan kesehatan] tidak kewalahan.”

Pemerintahan Johnson mengatakan tidak mempertimbangkan langkah-langkah yang lebih dalam, tetapi menawarkan semua orang yang berusia 18 tahun ke atas untuk mendapatkan suntik vaksin pada akhir Januari.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan pada hari Jumat bahwa vaksin AstraZeneca dan Pfizer tampaknya kurang efektif dalam mencegah infeksi simtomatik pada orang yang terpapar Omicron, meskipun data awal menunjukkan bahwa efektivitas tampaknya meningkat antara 70 persen dan 75 persen setelah dosis vaksin ketiga.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler