PR BEKASI - Presiden Kazakhstan, Kassym Jomart Tokayev pada hari Jumat, 7 Januari menolak untuk berdiskusi dengan PBB.
Kassym Jomart Tokayev menolak dialog dengan pengunjuk rasa, setelah berhari-hari pascakerusuhan.
Kassym Jomart Tokayev justru bersumpah menghancurkan bandit bersenjata.
Kassym Jomart Tokayev juga mengizinkan pasukannya untuk menembak mati tanpa peringatan.
Kassym Jomart Tokayev bahwa sebagian besar kerusahan diseluruh negeri telah dipulihkan
Tokayev juga mengatakan, bahwa aksi unjuk rasa justru telah meningkat menjadi kekerasan, yang meluas di beberapa wilayah.
Baca Juga: Ramal Pernikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar, Hard Gumay: Ada yang Masih Ditutupi
Bahkan Kassym-jomart Tokayev menegaskan bahwa teroris dan pemberontak telah memanfaat kekacauan.
"Teroris terus merusak properti... dan menggunakan senjata terhadap warga sipil. Saya telah memberikan perintah kepada penegak hukum untuk menembak mati tanpa peringatan," kata Tokayev
Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Al Araby, 9 Januari 2022, ketika PBB melakukan panggilan negosiasi kepada Kassym-jomart Tokayev, Ia justru menolak panggilan itu.
Baca Juga: Game Pokemon Legends Akan Rilis 28 Januari 2022, Tangkap dengan Pokeballs
Dia bahkan mengolok-olok panggilan dari PBB untuk negosiasi sebagai omong kosong.
Kazakhstan telah lama dipandang sebagai salah satu negara bekas Uni Soviet paling stabil di Asia Tengah.
Kazakhstan dikenal sebagai negara kaya energi menghadapi krisis terbesarnya dalam beberapa dasawarsa.
Baca Juga: Amalan yang Bisa Dilakukan Wanita Haid, Salah Satunya Bersedekah
Namun, kekayaan tersebut tidak bertahan lama, ketika unjuk rasa besar terjadi di Kazakhstan.
Para pengunjuk rasa menyerbu gedung-gedung pemerintah di Almaty terlibat baku tembak dengan polisi dan militer.
Pemerintah mengatakan 748 petugas keamanan terluka dan 18 tewas.***