Kasus Pertama, Harimau di New York Positif Terinfeksi Virus Corona

6 April 2020, 11:02 WIB
ILUSTRASI harimau /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Virus corona di Amerika Serikat kian bertambah dari hari ke hari. Jumlahnya semakin mengkhawatirkan.

Tercatat hingga Senin, 6 April 2020, 311.637 kasus positif terinfeksi virus corona dengan total kematian mencapai 8.454 dan 14.828 telah dinyatakan sembuh.

Nampaknya, virus corona tidak hanya menyerang manusia saja di Amerika.

Berdasarkan laporan terbaru dari Reuters yang dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com, seekor harimau di Kebun Binatang Bronx di New York City dinyatakan ikut terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Berita Baik, Purwarupa Alat Tes Buatan Indonesia yang Diklaim Bisa Deteksi Virus Corona 

Kasus tersebut menjadi kasus pertama di Amerika Serikat yang menyerang hewan sebagai akibat infkesi dari manusia ke binatang hingga membuat hewan tersebut sakit.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh dokter hewan setempat pada Minggu, 5 April 2020. Sebelumnya di Hongkong juga terjadi hal yang sama setelah beberapa hewan di sana juga dinyatakan positif setelah menjalani serangkaian tes.

Seekor Harimau Malaya betina bernama Nadia yang baru berusia 4 tahun sebelumnya menderita batuk kering sehingga dilakukan pemeriksaan Covid-19 di Laboratorium Layanan Kedokteran Hewan Nasional Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).

Pemeriksaan Covid-19 hanya dilakukan pada Nadia juga meski terdapat 3 harimau lainnya dan juga 3 singa yang mengalami gejala yang sama.

Baca Juga: Awal Pekan Kedua April 2020 Sesi I: Berlawanan dengan Rupiah, IHSG Dibuka Menguat

KEBUN Binatang Bronx, New York, Amerika Serikat.*

Dokter hewan di Kebun Binatang Bronx melakukan ini karena Nadia yang dirasa paling sakit dan mulai kehilangan nafsu makan serta tidak ingin membuat semua kucing dibius.

"Harimau dan singa tidak sakit parah," menurut dokter hewan di sana kepada Reuters.

Awalnya, Nadia menjalani tes darah, rontgen, dan ultrasonografi untuk mencari tahu apa yang membuatnya sakit.

Namun kemudian, pihak Wildlife Conservation Society berinisiatif melakukan uji Covid-19 mengingat lonjakan kasus di New York City sebagai pusat wabah di Amerika Serikat saat ini.

Baca Juga: Yusril Ihza Mahendra: Permenkes tentang PSBB Masih Sisakan Celah 

Berdasarkan keterangan dari pihak laboratorium, Nadia mulai menunjukkan tanda-tanda sakit pada 27 Maret 2020 meski kebun binatang tersebut telah ditutup sejak pertengahan Maret lalu, tepatnya pada 16 Maret 2020.

Kepala dokter hewan di Kebun Binatang Bronx, Paul Calle mengatakan bahwa para pejabat setempat percaya bahwa ini merupakan kasus unik.

Lantaran Nadia mengalami sakit setelah berinteraksi dengan seorang karyawan kebun binatang yang positif Covid-19 meski tanpa gejala.

Namun, Calle tidak mengetahui karyawan mana yang menginfeksi harimau tersebut.

"Ini adalah pertama kalinya bahwa siapa pun dari kita mengetahui di mana saja di dunia bahwa seseorang menginfeksi hewan dan hewan itu jatuh sakit," kata Calle.

Baca Juga: Temukan Masalah Keamanan, Zoom Tambah Fitur Kemanan Privasi 

Menurut perwakilan dari Wildlife Conservation Society (WCS) Kebun Binatang Bronx, saat ini mereka sedang memonitor dengan seksama dan mengantisipasi penyembuhan total kepada seluruh jenis kucing tersebut.

"Tindakan pencegahan yang tepat sekarang tersedia untuk semua staf yang merawat mereka dan kucing-kucing lain di 4 kebun binatang WCS kami.

"Hal ini dilakukan untuk mencegah paparan lebih lanjut dari kucing kebun binatang yang lain," kata WCS.

"Kami akan memastikan bahwa apa pun yang dapat kami pelajari dari keadaan ini akan digunakan untuk lebih memahami dan memerangi penyakit ini,: kata Direktur Kebun Binatang BRONX, Jim Breheny dalam sebuah pernyataan kepada ABC.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler