Ilmuwan Jerman Tuding China Lakukan Eksperimen Berbahaya di Wuhan Sebelum Covid-19 Bocor

10 Februari 2022, 10:16 WIB
Ahli virologi Jerman mengklaim China melakukan eksperimen berbahaya di Laboratorium Wuhan sebelum virus Covid-19 bocor. /Reuters/Thomas Peter/

PR BEKASI – Seorang ilmuwan Jerman menyebut China sempat melakukan eksperimen berbahaya, sebelum virus Covid-19 bocor dari Laboratorium Wuhan. 

Hal tersebut dikatakan oleh ahli virologi dari Institut Virologi Rumah Sakit Charité Berlin, Jerman, Christian Drosten. 

Drosten menyatakan, bahwa eksperimen berbahaya yang dilakukan oleh para ilmuwan China tersebut sebetulnya sangat tidak perlu dilakukan. 

Namun, ia masih belum yakin bahwa virus Covid-19 yang saat ini menjadi pandemi di seluruh dunia bocor dari Laboratorium Wuhan. 

Baca Juga: WHO Beri Peringatan, Varian Covid-19 Setelah Omicron Diperkirakan Lebih Berbahaya

Sejak dua tahun lamanya setelah kasus pertama Covid-19, para ilmuwan masih terus memperdebatkan asal-usul virus tersebut. 

Sebagian ilmuwan meyakini bahwa virus mematikan tersebut ditularkan ke manusia oleh hewan yang dijual di Pasar Wuhan. 

Sementara itu, sebagian ilmuwan lainnya meyakini bahwa Covid-19 tak sengaja bocor dari Laboratorium Wuhan. 

Dalam pernyataan terbarunya, Profesor Drosten memberikan penjelasan terbaru tentang asal-usul Covid-19. 

Baca Juga: Film Remake Spirit Walker akan Rilis di Jepang pada 1 April 2022, Kisah Perjalanan Waktu Seorang Pria

Menurutnya, sebelum virus tersebut menyebar ke seluruh dunia, terdapat sebuah eksperimen berbahaya yang dilakukan di Laboratorium Wuhan. 

Para ilmuwan China dari Institut Virologi Wuhan tersebut diketahui bekerja sama dengan LSM asal Amerika Serikat (AS), Ecohealth Alliance, untuk melakukan eksperimen yang dinamai “gain of function”. 

Eksperimen tersebut merupakan penelitian medis yang melibatkan pengubahan genetik suatu organisme dengan cara yang dapat meningkatkan fungsi biologis produk gen. 

Dalam eksperimen tersebut, para ilmuwan China menggunakan virus dari kelelawar untuk diteliti. 

Baca Juga: Jangan Khawatir! Lakukan Tips Ini untuk Menjaga Kesehatan Mental saat Isoman bagi Pasien yang Positif Omicron

“Virus kelelawar diberi protein lonjakan baru menggunakan rekayasa genetika. Ternyata virus yang dibuat dengan cara ini mampu berkembang biak lebih baik,” katanya.

“Juga diketahui bahwa ada rencana untuk memasukkan situs pembelahan furin, tetapi ini harus dilakukan di laboratorium Amerika dan proyek itu tidak didanai,” katanya menambahkan.

Dirinya juga menambahkan bahwa virus Covid-19 memiliki situs pembelahan furin yang memungkinkannya menyerang sel-sel saluran pernafasan para penderitanya.. 

“Penyisipan situs pembelahan furin akan menjadi eksperimen laboratorium yang dapat dibayangkan secara teoritis,” katanya. 

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagitarius dan Capricorn Kamis, 10 Februari 2022: Keuangan Menurun dan Merugi

“Namun, ketika menyangkut influenza, situs pembelahan furin seperti itu terus-menerus diciptakan oleh alam,” tambahnya. 

Tak hanya itu, Profesor Drosten juga mengatakan dirinya belum akan mengenyampingkan teori kebocoran laboratorium meskipun itu tidak mungkin. 

“Tidak ada yang tidak mungkin. Saya tidak ingin mengesampingkannya, tetapi itu hanya kemungkinan saat ini," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Kamis, 10 Februari 2022. 

Akan tetapi, dirinya juga menayangkan pemerintah China yang lebih memilih tutup mulut terkait asal-usul virus tersebut. 

“Ada kekurangan publikasi ilmiah yang ditinjau oleh rekan sejawat. Penelitian tentang keragaman virus sebenarnya adalah kekuatan utama ilmu pengetahuan China. Tapi tiba-tiba tidak ada penelitian baru setelah Sars-CoV-2,” tambahnya.

Tak hanya mengecam China, Profesor Drosten juga mengecam para ahli virologi AS karena tidak mengeluarkan pengumuman terhadap masyarakat terkait eksperimen di Laboratorium Wuhan. 

“Di atas segalanya, beberapa orang di AS tahu tentang eksperimen ini. Sejak awal, ketika tuduhan publik ini muncul, seseorang seharusnya secara proaktif mengomunikasikan apa yang sedang dilakukan di laboratorium,” katanya.

“Banyak ilmuwan, termasuk saya, telah menjamin rekan-rekan kami dari Wuhan pada saat itu tetapi tidak diberitahu tentang proyek-proyek ini. Jika saya tahu tentang itu, saya setidaknya akan memiliki pertanyaan," tuturnya.*** 

 

Editor: Gita Pratiwi

Tags

Terkini

Terpopuler