Ilmuwan Jerman Temukan Antibodi yang Cocok untuk Memblokir Virus Corona Lebih Jauh

7 Mei 2020, 09:30 WIB
ILUSTRASI penelitian yang dilakukan ahli dalam mengembangkan obat untuk menyembuhkan infeksi virus corona.* /Texintel/

PIKIRAN RAKYAT - Ilmuwan Jerman telah menemukan antibodi yang diklaim bisa mencegah Virus Corona memasuki sel tubuh manusia, dan memberikan perisai atau imun terhadap pasien.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Russia Today Kamis, 7 Mei 2020 pakar virologi Profesor Luka Cicin-Sain yang mengatakan bahwa temuan ini adalah terobosan besar.

"Ini jelas merupakan terobosan penting dan menunjukkan bahwa kami berada di jalur benar dalam pengembangan vaksin COVID-19," katanya.

Baca Juga: Agar Tak Terulang, Berikut 5 Tips Hindari Pencurian Modus Pecah Kaca Mobil

"Dalam percobaan yang dilakukan berulang kali, kami dapat menunjukkan hasil yang cukup signifikan dan ada perkembangan," ujar Luka Cicin-Sain.

Dia dan timnya menganalisis 6.000 antibodi manusia yang berbeda dan menemukan lebih dari 750 yang selaras dengan virus corona, sehingga dapat mencegah penyebaran lebih lanjut pada pasien yang sudah terinfeksi.

Antibodi tersebut kini sedang dalam proses tes tambahan pada kultur sel untuk mengurangi jumlah mereka yang akhirnya akan ditemukan yang paling efektif untuk memblokir infeksi.

Baca Juga: Pesawat Pembawa Pasokan Logistik Medis Jatuh di Argentina, 4 Awak Tewas

"Saya sangat senang atas kesuksesan besar lembaga penelitian di Lower Saxony ini, memberikan harapan untuk hasil penyembuhan yang lebih baik terhadap (pasien) COVID-19," tutur Menteri Sains Lower Saxony, Bjorn Thumler.

Untuk lebih jelasnya, para peneliti belum memproduksi vaksin dan antibodi ini belum bisa total menyembuhkan.

Tetapi, antibodi ini menawarkan berpotensi sangat efektif bagi pasien virus corona yang sakit parah. Istilah pengobatan ini disebut "imunisasi pasif," menurut Stefan Dübel dari Technical University of Braunschweig.

Baca Juga: Jadwal dan Soal Belajar dari Rumah Program TVRI, Kamis 7 Mei 2020

"Efeknya langsung: antibodi berpotensi menjauhkan (sel tubuh manusia) dari virus," lanjutnya.

Tim peneliti ini kolaborasi dengan perusahaan biotek Yumab, dan berharap dapat memulai uji klinis pada musim gugur.

Sementara itu, obat antivirus Remdesivir yang awalnya dikembangkan untuk mengobati virus Ebola dan Marburg, saat ini digunakan dalam uji coba terhadap pasien virus corona.

Baca Juga: Telan Ludah Sendiri, Profesor yang Usulkan Lockdown Terpapar Corona Saat Kunjungi Kekasih

Meskipun tampaknya tidak efektif dalam tes yang lebih lanjut, Remdesivir diklaim sebagian obat virus corona setelah satu penelitian menemukan bahwa obat itu dapat mempersingkat waktu pemulihan infeksi COVID-19.***

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Terkini

Terpopuler