Rayakan Ramadhan di Tengah Puing-puing, Warga Suriah: Sekarang Saya di Sini, di Atas Kehancuran

8 Mei 2020, 11:12 WIB
POTRET buram kehidupan warga Idlib, Suriah yang rayakan bulan suci Ramadhan di tengah reruntuhan.* /Daily Sabah/

PIKIRAN RAKYAT - Warga Suriah di Idlib terpaksa menjalankan Ramadhan 1441 hijriah dengan cukup memilukan.

Meski gencatan senjata sudah terjadi sejak bulan Maret sehingga memungkinkan mereka menjalani bulan suci ini dengan damai, namun kenyataannya berbeda, mereka harus menerima bahwa rumahnya telah hancur dan harus hidup di antara reruntuhan.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs Daily Sabah, pada Jumat, 8 Mei 2020, sebuah keluarga kecil tinggal di antara lautan reruntuhan bekas konflik.

Tareq Abu Zaid dan keluarganya menjalankan Ramadhan di atas puing-puing rumah mereka yang hancur.

Baca Juga: Khawatirkan Ancaman Gelombang Kedua Usai Pasien Positif di Korea Selatan Berkeliaran di Klub Malam

Kota Ariha di Suriah utara tampak seperti diterjang gempa dahsyat, reruntuhan balok-balok baru berwarna abu-abu dan batang-batas besi yang mencuat keluar terlihat di sana.

Abu Zaid yang terpaksa tinggal di sana, membersihkan puing-puing atapnya untuk meletakkan tiga kasur busa untuk diduduki oleh istri dan anak-anaknya untuk berbuka puasa.

"Sekarang saya dan keluarga saya berada di sini, di atas kehancuran," kata ayah tiga anak berusia 29 tahu itu.

"Kami menghidupkan kembali ingatan yang sangat sulit dan menyakitkan. Saya berdoa agar Tuhan tidak membiarkan orang lain mengalami ini," ungkapnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Satgas Covid-19 Semprot Disinfektan pada Jemaah Salat Tarawih di Masjid, Simak Faktanya 

Dia dan keluarganya melarikan diri dari Ariha pada akhir tahun lalu ketika pasukan rezim Suriah didukung oleh serangan udara Rusia melancarkan serangan terhadap kota itu.

Dalam beberapa minggu, sekitar satu juta warga sipil melarikan diri dari serangan di wilayah Idlib, benteng terakhir oposisi terhadap rezim Bashar Al-Assad setelah sembilan tahun perang.

Seluruh populasi Ariha menunju ke utara karena sebagian besar kota telah rata oleh tangan.

Tetapi ketika gencatan senjata berlangsung, beberapa dari mereka yang kurang mampu memilih kembali untuk tempat tinggal murah di tengah reruntuhan.

Baca Juga: Bikin Pangling, Adele Kini Tampil Langsing Usai Beratnya Turun 50 Kg 

Abu Zaid dan keluarganya kembali pada bulan lalu dan menemukan tempat tinggal. Tetapi, sebelum dia pergi ke rumahnya yang baru, dia menyempatkan untuk berbuka puasa dan makan sahur di tempat di mana rumahnya dulu berdiri.

"Setiap tahun kami biasa menghabiskan Ramadhan di sini dan kami ingin menghabiskan satu hari Ramadhan ini di sini," katanya.

"Kami membawa makanan siap saji dari luar. Yang paling penting adalah kami menghidupkan kembali ingatan kami dan makan di rumah kami yang dulu," tutur Zaid.

Di pusat kota Idlib, datangnya bulan Ramadhan, langkah-langkah menuju normalisasi sudah mulai terjadi meskipun ada ancaman wabah virus corona.

Orang-orang mulai kembali berbelanja untuk kebutuhan Ramadhan dengan bazar dibuka kembali dan menawarkan pernak-pernik khas untuk menandai semangat datanganya bulan Ramadhan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler