Hadapi Gelombang Kedua Klaster Itaewon, Korea Selatan Ciptakan Metode Uji Virus Anonim

14 Mei 2020, 10:59 WIB
LOKASI pengujian virus corona di Incheon pada Rabu 13 Mei 2020.* /The Korea Herarld/

PIKIRAN RAKYAT - Korea Selatan sempat mengalami penurunan kasus besar-besaran selama 20 hari terakhir, bahkan pemerintah tak menemukan kasus lokal selama lima hari ke belakang.

Namun, karena ada gelombang penyebaran baru sejak kasus pasien positif mengunjungi bar termasuk bar khusus komunitas gay di Itaewon, pengujian dan pelacakan kontak pasien virus corona kembali digelar besar-besaran di Korea Selatan.

Otoritas kesehatan menambahkan empat kelab dan bar sebagai klaster transmisi massal virus corona yakni bar MADE, Pink Elephant, The Fountain, dan Pistil.

Empat bar itu menambah daftar tempat hiburan malam di Seoul dalam pengawasan pejabat karantina. Sebelumnya ada lima kelab yang diawasi yakni King Club, Trunk Club, Club Queen, Soho, dan H.I.M.

Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Akses Internet RI Akan Diblokir Jika TK Tiongkok Ditolak, Simak Faktanya 

Transmisi massal diperkirakan telah terjadi sejak 24 April hingga 6 Mei 2020. Setelah dilakukan investigasi, ada sejumlah kasus positif tanpa korelasi yang jelas dengan pasien klaster kelab malam Itaewon atau siapa pun yang pernah melakukan kontak dengan dia dan berkunjung ke bar tersebut.

"Kami mengumpulkan daftar pengunjung dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan di sembilan tempat dengan kemungkinan bahwa mereka bisa menjadi sumber infeksi atau bahwa tempat-tempat itu dapat terpapar virus oleh mereka yang terinfeksi," kata Jung Eun Kyeong, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea seperti dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari The Korea Herald.

Menurut KCDC, pada Rabu 13 Mei 2020, jumlah total infeksi yang ditelusuri ke kelab dan bar di kawasan kehidupan malam di Itaewon telah meningkat dari 17 menjadi 119.

Baca Juga: Cek Fakta: Modus Baru Dikabarkan Masker Gratis Diberi Obat Bius, Simak Faktanya 

Dari 119 pasien, 76 adalah pengunjung Itaewon dan 43 telah melakukan kontak dekat dengan mereka. Sementara Seoul melaporkan ada 26 kasus positif yang terkait dengan klaster Itaewon.

Upaya-upaya untuk menahan penyebaran virus tampaknya akan meluas ke luar Itaewon sebab sejauh ini kasus-kasus juga malah terhubung dengan bar di pusat hiburan malam lainnya di Seoul.

"Penyebaran besar-besaran juga diduga terjadi di bar Damotori 5 di Sinchon dan di bar lain di dekat Universitas Hongik," kata Jung.

Sebelumnya, Perdana Menteri Chung Sye Kyun mengatakan bahwa tujuan pemerintah pekan ini yaitu menemukan semua pengunjung Itaewon untuk kemudian melakukan tes virus corona, namun sejumlah pengunjung bar dan kelab di sana kurang responsif.

Baca Juga: Jadwal dan Soal Program Belajar dari Rumah TVRI, Kamis 14 Mei 2020 

“Untuk terakhir kalinya, saya meminta mereka melapor secara sukarela. Kami tidak punya banyak waktu untuk menunggu," katanya.

Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang Lip memperingatkan jika tidak ada kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah, nantinya akan ada penyebaran virus corona besar-besaran yang dapat membahayakan masyarakat lebih luas lagi.

Untuk menarik minat tes virus corona masyarakat terkhusus mereka yang merasa memiliki keterkaitan dengan klaster Itaewon, negara akan menerapkan pengujian anonim secara nasional.

Manuver baru pertama kali diperkenalkan Senin 11 Mei 2020 oleh pemerintah kota Seoul, sistem ini memungkinkan peserta uji tes menjalani diagnostik dengan mengisi nomor telepon saja tanpa menyebutkan nama.

Baca Juga: IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Masih Dibayangi Sentimen Negatif 

Atas dorongan pemerintah dan sistem uji anonim, masyarakat akhirnya mengikuti tes. Uji virus pada Rabu 13 Mei 2020 dilakukan pada 15.030 orang sekaligus, angka pengujian itu menjadi yang tertinggi sejak 31 Maret 2020.

Untuk melindungi privasi mereka yang mengunjungi kelab terutama yang datang ke kelab LGBT, Jung mengatakan pemerintah akan memperbarui metode pengungkapan informasi kepada publik tentang kasus Covid-19 di klaster ini demi melindungi privasi rakyatnya.

Metode itu mengarahkan pemerintah kota untuk mengeluarkan pemberitahuan terpisah tentang pengungkapan tempat-tempat tertentu dari infeksi massal dan untuk pergerakan pasien dari menit ke menit.

Wali Kota Seoul Park Won Soon mengatakan warga negara asing menyumbang 11 persen dari 10.905 orang yang ponselnya yang terhubung ke menara seluler di dekat lima kelab dan bar Itaewon antara 24 April dan 6 Mei, jumlah mereka adalah 1.210 orang.

Baca Juga: Tak Kalah dengan WhatsApp, Line Hadirkan Video Call Beranggotakan 200 Orang 

Dia mengatakan Pemerintah mengirim pesan teks kepada mereka dalam bahasa Inggris dan menyarankan mereka mengunjungi pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk uji virus.

Park mengatakan bahwa kota itu juga membagikan selebaran dalam 12 bahasa setiap kali pemerintah mengumumkan pedoman dan kebijakan baru, melalui perwakilan dari warga asing dan siswa luar negeri.

“Itaewon adalah tempat dengan banyak warga dan pengunjung asing. Kami akan membimbing dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa orang asing yang telah mengunjungi kelab atau yang tinggal di dekatnya dapat diuji," katanya.

Seiring dengan meningkatnya pengujian virus corona, kali ini Pemerintah mendirikan lebih banyak stan pengujian di Yongsan, sebuah distrik di Itaewon. Pemerintah juga memobilisasi lebih banyak profesional medis ke pusat-pusat kesehatan di daerah tersebut.

Baca Juga: Soal Kenaikan Tarif BPJS, Pakar Hukum: Harusnya Negara Melihat Kemampuan Masyarakatnya 

Menurut Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul, dari 53 penutur asli bahasa Inggris yang bekerja sebagai guru bahasa di sekolah-sekolah di Seoul dan yang diketahui telah mengunjungi Itaewon, enam orang mengaku telah pergi ke tempat hiburan di sana. Empat menerima hasil negatif sementara dua yang lain masih menunggu hasilnya.

"Orangtua akan cemas karena guru penutur asli yang mengunjungi Itaewon ditemukan di seluruh negeri," kata Park.

"Hanya ada sedikit kemungkinan virus menyebar ke siswa karena sekolah belum dibuka," ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Korea Herald

Tags

Terkini

Terpopuler