Pertumbuhan Ekspor China Melambat, Dampak dari Krisis Invasi Rusia-Ukraina

8 Maret 2022, 12:36 WIB
Pertumbuhan ekspor China dikabarkan melambat pada periode Januari-Februari karena efek dasar di tengah krisis Rusia-Ukraina. /Aly Song/REUTERS

PR BEKASI - Pertumbuhan ekspor China melambat pada periode Januari hingga Februari karena efek dasar di tengah krisis Rusia-Ukraina.

Semenjak invasi Rusia ke Ukraina akhir bulan lalu, risiko baru bagi ekonomi global telah meningkat.

Dan menambah ketegangan selama berbulan-bulan bagi pabrik-pabrik China dari hambatan rantai pasokan di seluruh dunia.

Tian Yun, mantan wakil direktur Asosiasi Operasi Ekonomi Beijing, memperkirakan perdagangan China-Eropa dapat terganggu karena konflik di Ukraina.

Baca Juga: Jadwal Liga Champions 9-10 Maret 2022 Live SCTV, Liverpool vs Inter, Madrid vs PSG

"Jika krisis Ukraina menghentikan layanan kereta barang China-UE atau menyebabkan efisiensi operasi yang lebih lambat, akan ada dampak buruk pada perdagangan UE dan China. Ini mungkin risiko terbesar," kata Tian.

Selain itu, pejabat pabrik dan analis mengatakan bahwa eksportir China yang terpapar pasar Ukraina telah menunda pengirimannya.

Sementara beberapa pabrik dengan bisnis di Rusia telah menunggu pembayaran dari klien mereka sebelum mengatur pengiriman berikutnya.

Data bea cukai menunjukkan bahwa ekspor China ke Rusia melonjak 41,5 persen dalam dua bulan pertama tahun ini.

Baca Juga: Jadwal IBL 8 Maret 2022: Ada Satria Muda vs Evos Thunder dan DNA Bima Perkasa vs Pelita Jaya

Hal tersebut melampaui pertumbuhan dengan negara lain, sementara impor dari Rusia naik 35,8 persen.

Dampak dari invasi Rusia ke Ukraina juga telah meningkatkan ketidakpastian atas prospek perdagangan global di China pada tahun ini.

Di mana pengiriman keluar naik menjadi 16,3 persen dalam dua bulan pertama tahun ini dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, data resmi menunjukkan bahwa pengiriman pada dua bulan pertama ekspektasi analis untuk kenaikan sekitar 15,0 persen.

Baca Juga: Sinopsis dan Link Nonton Episode 4 Drama Korea A Business Proposal Sub Indo

Tetapi turun dari kenaikan 20,9 persen pada Desember 2021.

Sementara untuk impor meningkat sebesar 15,5 persen, tapi berkurang dari kenaikan sebelumnya 19,5 persen pada Desember.

Di sisi lain badan pabean menerbitkan gabungan data perdagangan Januari dan Februari untuk menghaluskan distorsi yang disebabkan oleh Tahun Baru Imlek.

Biasanya aktivitas pabrik sangat melambat selama liburan panjang karena para pekerja kembali ke kota asal mereka.

Baca Juga: Bocoran One Piece 1043: Luffy Aktifkan Mode Terminal Lucidity, Law Lakukan Operasi Keabadian

Namun untuk tahun ketiga berturut-turut, banyak pekerja pabrik yang tidak pulang ke rumah karena kekhawatiran terhadap Covid-19, dan membuat beberapa pabrik tetap beroperasi.

"Angka-angka ini mungkin akan diterima dengan baik. Ekspor China tinggi dan juga impor terus berlanjut," kata Louis Kuijs, kepala ekonom Asia Pasifik di S&P Global Ratings.

Dia juga menambahkan bahwa ekspor tetap menjadi salah satu komponen ekonomi yang masih mendukung pertumbuhan.

"Kita perlu melihat berapa lama dampak ekonomi (dari krisis Ukraina) akan berlangsung," katanya.

Baca Juga: Kapan Batas Akhir Qadha atau Membayar Utang Puasa Ramadhan? Berikut Penjelasan Ustaz Firanda Andirja

Dia mengatakan bahwa ekonomi China secara keseluruhan besar dan harus dapat terus tumbuh bahkan dalam menghadapi guncangan eksternal.

Ekspor China yang meningkat pesat melampaui ekspektasi untuk sebagian besar pada tahun lalu dan mendorong pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua di dunia.

Tetapi analis memperkirakan pengiriman pada akhirnya akan melambat karena permintaan barang luar negeri berkurang dan biaya tinggi menekan eksportir.

Lian Weiliang, wakil kepala di Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, mengharapkan masalah biaya keseluruhan untuk importir tetap dapat dikelola meskipun harga energi naik didorong oleh krisis Ukraina.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Tanggapan Lucky Sondakh Soal Angelina, hingga Putri Tanjung Dilamar Guinandra Jatikusumo

"Sumber impor minyak mentah dan gas alam China beragam, dengan kontrak jangka panjang menyumbang sebagian besar dari semua kesepakatan," kata Lian.

"Selama semua pihak mematuhi kontrak, impor bisa tetap stabil," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 8 Maret 2022.

Analisis juga mengatakan bahwa harga yang lebih tinggi untuk energi dan produk pertanian akan memberikan dorongan untuk nilai impor China untuk bulan-bulan mendatang.

"Konflik Rusia-Ukraina dapat menyebabkan harga impor minyak mentah, gas alam, gandum, dan lainnya melambung untuk jangka waktu tertentu," katanya.

Baca Juga: Studi Sebut Covid-19 Bisa Menyerang Kinerja Otak, Separah Apa Dampaknya?

Beijing telah menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat sekitar 5,5 persen pada tahun ini di tengah pemulihan global yang tidak pasti dan penurunan di sektor properti.

Sementara itu kata para analis akan ada perlambatan tajam dalam pertumbuhan tahunan.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler