Temuan Baru Ilmuwan Prancis: Virus Corona Sudah Ada di Eropa Sebelum Muncul di Tiongkok

3 Juni 2020, 08:57 WIB
ORANG-orang bermasker berjalan di pantai La Baule ketika Prancis mengendurkan lockdown pandemi penyakit virus corona (COVID-19) di Prancis pada 13 Mei 2020.* /ANTARA/

PR BEKASI - Selama ini, Virus Corona atau COVID-19 selalu disebut muncul pertama kali di pasar Wuhan Tiongkok. Namun, pernyataan dari para dari para ilmuwan di Prancis ternyata bertolak belakang dengan klaim selama ini.

Para ilmuwan Prancing tersebut mengungkapkan bahwa Virus Corona mungkin telah tiba di Eropa pada awal November 2019 lalu, sebelum muncul di Wuhan, Tiongkok.

Michel Schmitt dari Rumah Sakit Albert Schweitzer, Colmar, Prancis, dan timnya menguji paru-paru dari ribuan pasien menggunakan sinar X mulai akhir 2019.

Baca Juga: Peneliti Sebut Protein Plasma Darah Pasien Virus Corona Diyakini Bisa Prediksi Kondisi Pasien

Mereka menemukan dua hasil scan yang menunjukkan pasien terinfeksi gejala seperti Virus Corona.

Scan itu dilakukan pada 16 dan 18 November 2019. Para peneliti menemukan bahwa kasus pertama Virus Corona di Prancis terjadi pada 16 November.

Hasil scan menunjukkan, di antara hampir 2.500 sinar-x yang dianalisis oleh tim Schmitt menunjukkan bahwa COVID-19 di negara itu ada sebelum kasus pertama dilaporkan pada 24 Januari 2020.

Baca Juga: BMKG: Waspada Hujan Disertai Kilat dan Angin Kencang Berpotensi Landa Wilayah Jabar pada 3 Juni

Schmitt dan teman-temannya juga mengidentifikasi 12 kasus Virus Corona pada Desember dan 16 Januari.

Ahli paru-paru sekaligus pakar kesehatan dari Universitas Washington Vin Gupta juga sudah menganalisis hasil scan yang dilakukan Schmitt dan tim.

“Itu sejalan dengan gejala yang kami lihat dengan virus corona, terutama infeksi awal corona ketika Anda melihat ketidaknormalan di beberapa bagian paru-paru,” kata Gupta kepada NBC News sebagaimana dikutip dari Daily Mail Rabu, 3 Juni 2020.

Baca Juga: Dituding Tak Berempati, Mantan Miss Malaysia Sebut Demonstran #BlackLivesMatter Orang Bodoh

Namun, ilmuwan itu mengatakan bahwa hasil tersebut belum bisa ditarik kesimpulan. Hasil penelitian itu berbeda dengan klaim bahwa Virus Corona berasal dari Wuhan.

“Kita bisa memperbaiki masa depan jika kita memahami masa lalu. Hari ini, kami jelas tidak mengerti wabah ini,” katanya.

Tim Dr Cohen, yang telah menguji ulang 24 sampel pasien Virus Corona, dia mengatakan bahwa temuan bahwa virus itu ada di Perancis sebelum dilaporkan secara resmi.

Baca Juga: Berkat TikTok, Pria Tunarungu Kembali ke Pelukan Keluarganya Setelah Hilang 2 Tahun

Timnya meninjau kembali tes negatif untuk pasien yang dirawat di rumah sakit dengan gejala pernapasan pada Bulan Desember dan Januari.

Seorang pria, yang sekarang dalam keadaan sehat, diidentifikasi membawa virus corona, tetapi Dr Cohen mengatakan pria itu 'terkejut' karena dia tidak mengerti bagaimana dia terinfeksi.

"Dari 24 pasien, kami memiliki satu hasil positif untuk Covid-19 pada 27 Desember ketika dia di rumah sakit bersama kami,” kata Dr Cohen.

Baca Juga: Masuk Ketegori Zona Hitam, Surabaya Catat 54 Persen dari Total Kasus Corona di Jatim

Namun Dr Cohen mengatakan pada saat itu bahwa masih terlalu dini untuk mengetahui apakah pasien itu adalah 'pasien nol' Perancis.

Pada Februari, lima warga Inggris didiagnosis dengan virus corona di desa Alpine Contamines-Montjoie dekat Mont Blanc, mereka diduga terinfeksi dari seorang pria Brighton yang tinggal di resor yang sama.

Kasus pertama Virus Corona di Wuhan yang menyedot perhatian Organisasi Kesehatan Dunia atau yang lebih dikenal dengan World Health Organization (WHO) muncul pada 31 Desember 2019.

Baca Juga: Calon Obat dan Vaksin Covid-19, Cara Kerja serta Perkembangannya

Pada 13 Januari 2020, WHO mengonfirmasi kasus pertama Virus Corona di luar Tiongkok, yakni di Thailand.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler